Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Deposito Mulai Penuhi Bank, Tabungan Menciut

Inilah masa paceklik perbankan atas dana murah di tabungan. Banyak bankir bahkan kini mengaku bingung mencari akal agar nasabah

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Inilah masa paceklik perbankan atas dana murah di tabungan. Banyak bankir bahkan kini mengaku bingung mencari akal agar nasabah mau memindahkan duitnya ke tabungan.

Kini, bank tak hanya bersaing dengan bank lain untuk berebut dana murah di pasar. Mereka juga harus berebut dana masyarakat dengan pemerintah yang gencar menerbitkan surat utang dengan bunga tinggi, melebihi bunga deposito bank.

Lihat saja rapor perbankan yang dihimpun oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS. Nyaris, hampir semuanya seragam: dana deposito bank menggendut sementara tabungan makin menciut.

LPS mencatat, hingga Mei 2014, simpanan yang parkir di deposito naik 8,40% sejak akhir 2013 menjadi Rp 1.671,95 triliun. Pada periode sama tahun lalu, pertumbuhan simpanan deposito cuma 5,03% menjadi Rp 1.481,46 triliun.

Adapun, porsi dana murah di perbankan kian menurun. Bahkan, di periode Januari-Mei 2014, simpanan tabungan turun 4,65% menjadi Rp 1.153,94 triliun.
Ini merupakan buah dari perang bunga deposito yang belakangan meruyak.

Rata-rata suku bunga deposito 1 bulan, per Juli 2014 tercatat 7,04%, naik dari posisi akhir 2013 sebesar 6,68% (lihat tabel). Efeknya, biaya dana perbankan atau cost of fund perbankan pun membesar. Walhasil, margin bunga bersih bank atau net interest margin (NIM) perbankan pun menciut.

Hingga April 2014, rata-rata margin bunga bersih (NIM) bank turun menjadi 4,26% dari akhir 2013 sebesar 4,89%. "Tingginya suku bunga deposito membuat daya tarik bagi nasabah untuk menaruh dana di deposito," ujar Tindomora Siregar, Direktur Grup Penjaminan LPS, kemarin (2/7).

Berita Rekomendasi

Tindo mengakui, saat ini terjadi penurunan nominal simpanan dana murah. Hal ini terjadi lantaran beberapa sebab. Pertama, banyak nasabah membuka rekening tabungan hanya untuk keperluan pembayaran gaji atau hanya untuk kebutuhan harian. Kedua, tingginya simpanan deposito menjadikan pemilik dana mengalihkan dananya dari tabungan ke deposito.

Deposito juga menjadi pilihan bagi para pebisnis untuk memarkir dananya lantaran mereka wait and see hingga ada kepastian hasil pemilu presiden 9 Juli nanti. "Dana diparkir dulu ke deposito atau financial investment," ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP. Kata Parwati, pelaku dunia usaha menahan membelanjakan anggaran untuk barang modal.

Djoemingin Boediono, Head of Marketing Retail PT Bank Danamon menambahkan, simpanan deposito akan membesar bila Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jadi memberlakukan larangan tabungan berhadiah. "Kalau dilarang, akan semakin memperberat upaya meningkatkan pertumbuhan simpanan," ujar dia.

Namun, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiatmadja yakin, porsi dana murah di BCA akan tetap tumbuh. "Kami tidak pernah turut perang bunga deposito," kata Jahja. (Adhitya Himawan)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas