SBY Bangga Indonesia 10 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bangga Indonesia masuk daftar 10 besar kekuatan ekonomi dunia versi Bank Dunia 2014.
Penulis: Abraham Utama
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews, Abraham Utama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bangga Indonesia masuk daftar 10 besar kekuatan ekonomi dunia versi Bank Dunia 2014 karena mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga lima persen. Daftar tersebut dibuat berdasarkan perhitungan purchasing power parity.
"Hal ini membanggakan karena menunjukkan pembangunan ekonomi Indonesia sudah berada di jalur yang benar," ujar SBY dalam pemaparan nota keuangan dalam sidang paripurna DPR di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
SBY menuturkan Indonesia ke depan berpotensi besar menjadi pelaku penting perekonomian dunia. Pernyataannya didasari pada keyakinan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya tinggi, tapi juga berkualitas.
Pada kesempatan yang sama, ia menjelaskan pertumbuhan kualitas manusia Indonesia juga meningkat. Ini tercermin dalam human development index pada human development report 2014 yang disusun United Nations Development Programme (UNDP).
Tercatat pertumbuhan kualitas manusia Indonesia menunjukkan angka 0,64 pada tahun 2005, dan meningkat menjadi 0,684 pada tahun 2013.
SBY juga menyatakan berdasarkan data indikator ekonomi Bank Dunia, rata-rata pendapatan per kapita rakyat Indonesia meningkat. Tahun 2004 pendapat per kapita sebesar 1.191 dolar Amerika. Dalam sembilan tahun, angka itu melonjak 13 persen menjadi 3.475 dolar Amerika.
"Kenaikan pendapatan perkapita ini adalah tolak ukur peningkatan kemampuan rakyat Indonesia secara umum. Peningkatan kesejahteraan tersebut berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 11,25 persen pada Maret 2014, yang pada 2005 mencapai 16 persen," ungkapnya.
Penurunan angka kemiskinan ini, menurut SBY, dikuti dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka sebesar 50 persen. "Pada tahun 2005 tingkat pengangguran terbuka mencapai 11 persen. Dengan kerja keras dan komitmen kita bersama, angka tersebut menjadi 5,7 persen pada Februari 2014," ucapnya.