Postur RAPBN 2015 Dinilai Tak Fokus Tangani Kesejahteraan Rakyat
Menurut Sukiman, APBN harusnya fokus untuk pembangunan infrastruktur terutama di daerah-daerah tertinggal.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mengumumkan postur RAPBN 2015.
Namun, RAPBN 2015 menuai kritik karena dianggap belum fokus untuk kesejahteraan rakyat.
"APBN 2015 ini kan seharusnya menjadi perubahan yang baik, artinya pembangunan sistem juga harus berjalan baik untuk kebaikan rakyat.
Sebab APBN ini tidak boleh hanya untuk memenuhi hajat dan kegiatan yang sifatnya rutinitas saja, namun harus bisa membuat perubahan," ujar Anggota Komisi IV DPR, H. Sukiman, Senin (18/8/2014).
Menurut Sukiman, APBN harusnya fokus untuk pembangunan infrastruktur terutama di daerah-daerah tertinggal.
Tujuannya agar jurang pemisah antara pulau Jawa dan non pulau Jawa yang selama ini terentang lebar semakin dipersempit.
Selain itu, lanjut Sukiman, prioritas kedaulatan pangan harus dikedepankan dan harus menjadi tolak ukur di negara ini, termasuk perhatian serius dalam hal subsidi pupuk bagi petani.
"Agar negara ini tidak terus-terusan tergantung kepada impor," katanya.
Sementara itu Politisi PKS Ecky Awal Muharam menambahkan, harus ada perbaikan besar-besaran dalam konsep pertanian selama ini, agar bisa menghasilkan sesuatu yang baru dalam pertanian.
Menurutnya bahwa pemerintah ke depan harus lebih memfokuskan dalam bidang pertanian.
"Perbaikan pertanian harus langsung dikontrol dari pusat,” kata Ecky.
Untuk diketahui, dalam postur RAPBN 2015 seperti pendapatan negara direncanakan Rp 1.762,29 triliun, atau naik 7,8 persen dari APBN Perubahan 2014, sedangkan anggaran belanja direncanakan Rp 2.019,86 triliun, atau naik 7,6 persen dari APBN Perubahan 2014.
Melihat hal itu, defisit anggaran dalam RAPBN 2015 menjadi Rp 257,57 triliun atau 2,32 persen dari produk domestik bruto (PDB).