Hormati Sastrawan, Dahlan Iskan Tak Ingin Balai Pustaka Mati
Pada awalnya menjabat sebagai menteri, Dahlan ingin mematikan Balai Pustaka
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menegaskan tak ingin PT Balai Pustaka (persero) mati. Karena meski mengalami kerugian, namun banyak sastrawan dan budayawan yang ingin perusahaan BUMN bergerak di bidang percetakan masih hidup.
Pada awalnya menjabat sebagai menteri, Dahlan ingin mematikan Balai Pustaka. Namun begitu rencana tersebut dicetuskan, mengundang banyak aksi dan protes dari kalangan sastrawan dan budayawan.
"Balai Pustaka bisa menerbitkan buku sastra kebanggaan para sastrawan budayawan," ujar Dahlan di gedung DPR RI, Kamis (21/8/2014).
Dahlan menjelaskan saat ini neraca bisnis Balai Pustaka negatif mencapai Rp 30 miliar. Kendati demikian mereka tetap memperoleh laba sebesar Rp 5 miliar.
Dahlan memaparkan agar Balai Pustaka bisa selamat dari kematian, salah satu caranya melakukan reorganisasi kepengurusan dan direksi. Hal tersebut terbukti ampuh seperti PT Jiwasraya (persero) yang memiliki utang Rp 6,7 triliun sama seperti Bank Century.
"Harus sudah selesai reorganisasi kayak Jiwasraya, yang penting sebagai pustaka Indonesia, menjadi icon para sastrawan, syukur alhamdulilah bisa sehat kembali," ujar Dahlan.