REI Bali Wacanakan Apartemen MBR
"Ini masih dalam tahap wacana. Jika pembangunan dilakukan ke samping terus, maka lahan habis dan harganya semakin mahal," ujarnya
![REI Bali Wacanakan Apartemen MBR](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140818_233308_pameran-btn-property-expo-2014.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Selama ini, dalam pengembangan perumahan di Bali, Real Estate Indonesia (REI) Bali terkendala harga tanah yang kian melambung tinggi.
Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pun tidak mungkin menjangkau, dan mimpi memiliki rumah semakin jauh.
Ketua DPD REI Bali, Anak Agung Made Aryawan mengatakan, bagaimana kalau ke depannya memberi masukan kepada pihak daerah, apakah bisa membuat apartemen ke atas dan bisa mengurangi harga menjadi lebih murah.
usai penandatanganan MoU dengan Bank BNI Kanwil Denpasar, Kamis (21/8/2014)."Ini masih dalam tahap wacana. Jika pembangunan dilakukan ke samping terus, maka lahan habis dan harganya semakin mahal," ujarnya
Menurutnya, ini perlu dilakukan, tetapi harus melalui pengkajian terlebih dahulu dari segi budaya, maupun dibuatkan zona-zona yang bisa untuk mewujudkan hal tersebut.
Untuk itu, menurutnya antara pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait perlu duduk bersama untuk membicarakannya.
"Daerah yang diharapkan tentu di Denpasar dan Badung. Tentunya tetap menjaga lingkungan dan bekerja di tempat yang diperkenankan. Karena ketika kita membeli lahan pasti melihat tata ruang. Demikian juga tinggi bangunan, kalau naik tidak lebih dari 15 meter," katanya.
Target sesungguhnya adalah agar masyarakat yang berpenghasilan rendah bisa memiliki rumah.
Selain kendala harga tanah, REI juga terkendala perbankan. Untuk itu melalui kerjasama dengan BNI, satu di antaranya adalah terkait kredit properti.
Ketua II DPD REI Bali, I Gusti Ketut Widiana menambahkan, menurutnya kebijakan bank saat ini sangat tinggi dan sulit dalam memperoleh kredit.
Di samping itu, uang muka 30 persen untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dirasa sangat tinggi, dan yang terbaik menurutnya adalah di bawah 20 persen.
Widiana mengatakan, program pokok REI membuat perumahan menengah ke bawah bertujuan membantu masyarakat. Dengan harga tanah mahal maka pembangunan tidak bisa bergerak di daerah Badung dan Denpasar.
"Mungkin kita coba juga DPD REI pusat agar meminta pada pemerintah untuk meningkatkan harga perumahan daerah Bali karena tanah di sini mahal. Kita juga minta pada bank supaya lebih mudah dalam kreditnya," ungkapnya.
REI juga bekerjasama dengan BNI agar mensyaratkan keanggotaan REI bagi pengembang yang membangun lima kapling ke atas.
Ini bertujuan untuk mempermudah akses sebagai anggota REI, jika suatu saat ada permasalahan yang muncul maka bisa diselesaikan secara bersama melalui wadah ini.