Individu Usia 25-45 Makin Banyak Alokasikan Dana dan Investasi
Penelitian HSBC menunjukkan gaya hidup serta ambisi menjadi aspirasi segmen Emerging Affluent atau individu di rentang usia 25–45 tahun
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertambahnya pertumbuhan pendapatan masyarakat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan perubahan demografi telah mendorong meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah ke atas di Indonesia.
Mereka mengejar tingkat kemakmuran dalam waktu yang lebih cepat di usia lebih muda. Setiap individu memiliki ambisi pribadi yang ingin dibangun.
Penelitian HSBC menunjukkan gaya hidup serta ambisi menjadi aspirasi segmen Emerging Affluent atau individu di rentang usia 25–45 tahun, berpendidikan, memiliki pendapatan di atas rata-rata, dan hidup di daerah perkotaan. Mereka berambisi untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik dari generasi terdahulu.
Survei HSBC tersebut menunjukkan bahwa segmen Emerging Affluent akan semakin banyak mengalokasikan dana dan investasi mereka untuk memenuhi berbagai kebutuhan gaya hidup termasuk karir dan kesejahteraan.
Lebih jauh, riset tersebut menunjukkan bahwa segmen Emerging Affluent memiliki 3 karakteristik dalam trend berinvestasi serta gaya hidup untuk mencapai ambisi dan momen berharga dalam hidup mereka.
Segmen Emerging Affluent memiliki uang yang cukup untuk mencapai semua rencana masa depan dan aktif mencari informasi untuk berinvestasi dan mengambil keputusan yang tepat.
Sebagian mengambil langkah konservatif dengan menyimpan uang dalam bentuk tabungan atau deposito. Namun produk Saham dan Reksadana juga menjadi pilihan dalam berinvestasi seiring dengan inflasi, biaya pendidikan yang semakin tinggi dan tuntutan gaya hidup yang terus meningkat.
Pinjaman untuk kepemilikan properti adalah investasi yang popular di antara segmen Emerging Affluent. Rumah yang dibangun akan menjadi investasi untuk masa depan keluarga dan hari tua. Selain itu, pinjaman dari segmen ini juga banyak dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup.
Segmen Emerging Affluent pada umumnya adalah para profesional dan wirausahawan muda yang sibuk dan bermobilitas tinggi. Kendala terbesar dalam pengelolaan keuangan mereka adalah kurangnya waktu.
"Karenanya segmen ini akrab dengan teknologi dan lebih menyukai media online ataupun mobile dalam mengelola keuangan pribadi," kata Vira Widiyasari, Senior Vice President and Head of Customer Value Management HSBC Indonesia di Jakarta, Selasa (2/9/2014).
Ia mengatakan munculnya segmen Emerging Affluent di Asia, termasuk di Indonesia memberikan potensi lahirnya segmen kelas atas jika mereka dapat mengelola keuangan dan aset dengan baik.
"Berangkat dari potensi tersebut HSBC menghadirkan HSBC Advance, sebuah solusi pengelolaan keuangan yang cerdas dan komprehensif agar nasabah dapat merealisasikan kesejahteraan yang diimpikan di setiap tahap kehidupan,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.