Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tarif Listrik Berpotensi Naik, Jokowi-JK Harus Hati-hati Naikkan Harga BBM

Alasannya, terdapat potensi kenaikan harga listrik secara periodik

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Tarif Listrik Berpotensi Naik, Jokowi-JK Harus Hati-hati Naikkan Harga BBM
Warta Kota/Alex Suban
Para pengendara sepeda motor antre mengisi premium di SPBU Pertamina, Sentul City, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (27/8/2014). Walaupun pembatasan BBM nonsubsidi telah dibatalkan Selasa (26/8) sore, pasokan BBM ke SPBU masih terbatas karena masih menggunakan delivery order saat pembatasan. Pasokan akan kembali normal Kamis (28/8). (Warta Kota/alex suban) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Sonny Harry meminta pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla berhati-hati dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Alasannya, terdapat potensi kenaikan harga listrik secara periodik. "Apalagi pemerintahan sekarang akan menyetujui kenaikan harga elpiji 12 Kg," kata Sonny dalam diskusi "Dampak Sosial,Ekonomi dan Politik dari kenaikan BBM" di Gedung MPR, Jakarta, Senin (8/9/2014).

Sonny mengatakan cara untuk mengurangi subsidi BBM agar tidak terjadi inflasi dengan ketersediaan serta stabilitas harga pangan. Ia mencontohkan bila pemerintah mengurangi subsidi BBM sebesar Rp1000 maka anggaran yang dapat dihemat sebesar Rp46 triliun.

"Kalau dilakukan bertahap maka yang mendatang dapat membatasi subsidi bagi aktivitas yang tidak produktif," tuturnya.

Pemerintah, kata Sonny, dapat mengeluarkan kebijakan memberikan subsidi kepada nelayan. Tetapi untuk kendaraan pribadi tidak diberikan subsidi BBM.

"Dipotong untuk yang konsumtif, secara bertahap menurunkan subsidi BBM," katanya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas