Tarif Listrik Berpotensi Naik, Jokowi-JK Harus Hati-hati Naikkan Harga BBM
Alasannya, terdapat potensi kenaikan harga listrik secara periodik
Penulis: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Sonny Harry meminta pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla berhati-hati dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Alasannya, terdapat potensi kenaikan harga listrik secara periodik. "Apalagi pemerintahan sekarang akan menyetujui kenaikan harga elpiji 12 Kg," kata Sonny dalam diskusi "Dampak Sosial,Ekonomi dan Politik dari kenaikan BBM" di Gedung MPR, Jakarta, Senin (8/9/2014).
Sonny mengatakan cara untuk mengurangi subsidi BBM agar tidak terjadi inflasi dengan ketersediaan serta stabilitas harga pangan. Ia mencontohkan bila pemerintah mengurangi subsidi BBM sebesar Rp1000 maka anggaran yang dapat dihemat sebesar Rp46 triliun.
"Kalau dilakukan bertahap maka yang mendatang dapat membatasi subsidi bagi aktivitas yang tidak produktif," tuturnya.
Pemerintah, kata Sonny, dapat mengeluarkan kebijakan memberikan subsidi kepada nelayan. Tetapi untuk kendaraan pribadi tidak diberikan subsidi BBM.
"Dipotong untuk yang konsumtif, secara bertahap menurunkan subsidi BBM," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.