Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Adam Si Bapak Cacing, Sukses dengan Binatang Menjijikan

Adam menggelontorkan modal sebesar Rp 20 juta, termasuk untuk membeli sekitar dua kuintal belut.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Adam Si Bapak Cacing, Sukses dengan Binatang Menjijikan
dokumen pribadi
Abdul Azis Adam Maulida 

Tak hilang akal, Adam menularkan ilmunya ke orang lain. Dia melakukan sosialisasi soal cacing ke masyarakat di sekitar Malang, sekaligus mengajak mereka untuk ikut membudidayakan cacing. “Saya ajak mereka untuk datang ke Rumah Cacing, lalu saya ajari cara beternak cacing,” ucap dia.

Di awal, usaha ini belum berbuah banyak. Hanya ada dua orang yang mau bergabung dengan Adam. Lalu, Adam mengembangkan sistem plasma dengan lebih terkoordinasi. Dengan sistem plasma, siapa pun yang bergabung akan mendapat pelatihan dari Rumah Cacing. Selanjutnya, Adam akan membeli hasil panen cacing dari anggota plasma.

Sampai saat ini, Adam sudah memiliki sekitar 1.600 anggota plasma. Namun, tidak semua anggota bisa konsisten memasok cacing padanya. “Dari keseluruhan jumlah anggota, sekitar 700 orang aktif menjual hasil panennya pada saya,” kata dia.

Suami Heni Nur Rahmania ini bilang, dalam sehari bisa disambangi sekitar 100 orang yang ingin belajar budidaya cacing. Adam menuturkan, budidaya cacing sebenarnya sangat gampang. Lagipula tingkat keberhasilan budidaya cacing hampir 100%. Hanya, informasi mengenai peluang budidaya cacing masih tergolong sedikit.

Sejauh ini, Adam tak menemukan penyakit atau hama yang mengganggu pertumbuhan cacing. “Kalau sudah tahu peluang usahanya pasti tertarik karena mudah,” tandas dia.

Selain mengandalkan pasok-an dari anggota plasma, Adam pun masih terus memproduksi cacing. Bedanya, sekarang ia sudah memperkerjakan delapan orang karyawan. Kandang cacing pun sudah tak menggunakan kotak kayu lagi. Adam membangun 100 kolam yang dibuat dari batubata. Sekarang, Adam jadi pemasok utama cacing tanah untuk Dinas Perikanan Provinsi Jatim. Ia juga masih melayani penjualan kepada para pemilik usaha pemancingan dan pengusaha perikanan.    

Pengusaha tak bisa berhenti

Berita Rekomendasi

Menanggalkan status  karyawan di perusahaan besar bukan hal mudah bagi Abdul Azis Adam Maulida. Kedua orangtuanya sempat menentang. Maklum, mereka bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Jadi ketika Adam mengungkapkan keinginan untuk menjadi pengusaha, langsung tak mendapat respons baik dari orangtuanya.

Namun tekad Adam sudah bulat, meski dia sadar, usahanya tak langsung besar dalam sehari. “Setidaknya saya keluar dari sistem perusahaan dan bisa menciptakan sistem saya sendiri dengan potensi yang saya punya,” tutur Adam.

Dia berpesan, pengusaha harus terus berkembang. Tak ada lagi batasan yang menghalangi untuk berkembang selain diri sendiri. “Pelajari dulu peluang usaha. Kalau memang bagus, terus kembangkan, jangan berhenti karena pengusaha tak boleh mandek,” tegasnya.

Adam menegaskan peluang berbudidaya cacing masih sangat terbuka. Pembeli cacing sangat beragam, mulai pengusaha perikanan, peternak unggas hingga industri kosmetik dan farmasi. Tahun ini, Adam ingin menyasar industri farmasi. Namun, dia ingin membenahi produksinya sebelum memasok pasar baru. “Saya akan menambah anggota plasma untuk mendongkrak produksi,” ucap dia.

Adam menambahkan, dari budidaya cacing, ia bisa mengembangkan banyak potensi bisnis yang lainnya. Sejauh ini, Adam sudah merintis berbagai usaha yang masih berhubungan dengan bisnis utamanya. Misalnya saja, kebun jahe organik yang dikembangkan dengan pupuk dari kotoran cacing.

Selain itu, dia memiliki peternakan kambing, ayam, dan empang ikan yang akan mengonsumsi cacing untuk penggemukan. “Saya ingin kembangkan lebih banyak lagi dan saya juga memotivasi anggota plasma untuk sama-sama berkembang,” ungkap dia. (Marantina)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas