Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga BBM Bersubsidi Tidak Turun, Padahal Harga Minyak Dunia Anjlok

Meski harga minyak dunia melorot, namun harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Indonesia tak ikut-ikutan turun. Kenapa?

Editor: Sanusi
zoom-in Harga BBM Bersubsidi Tidak Turun, Padahal Harga Minyak Dunia Anjlok
Warta Kota/Alex Suban
Para pengendara sepeda motor antre mengisi premium di SPBU Pertamina, Sentul City, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (27/8/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski harga minyak dunia melorot, namun harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Indonesia tak ikut-ikutan turun. Kenapa?

Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, harga minyak dunia memang turun, mungkin sekitar 5 persen lebih. Meskipun turun, namun selisih harga minyak dunia atau harga keekonomian dengan harga jual BBM bersubsidi masih besar, sekitar 40 persen.

"Maka, penurunan yang kecil itu, tidak terlalu signifikan untuk mengkompensasi besarnya subsidi yang didanai oleh APBN. Jadi, jelas harga BBM di kita enggak bisa ikut turun," ujar Marwan, Selasa (21/10/2014).

Namun, dia menambahkan, untuk BBM non-subsidi yang dijual di Indonesia, sudah semestinya harganya turun. "Dan mestinya disesuaikan secara berkala," sebut Marwan.

Dihubungi terpisah, Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana menegaskan, harga BBM bersubsidi di Indonesia tidak bisa otomatis ikut turun, meski harga minyak dunia merosot. "Belum tentu, karena harga BBM lebih tergantung pada ICP (Indonesian Crude Price), itu punya mekanisme sendiri," kata Gde.

Kecuali, Gde melanjutkan, kalau harga minyak dunia turun terus-menerus dalam waktu lama maka ICP juga akan turun. "Tapi harga BBM bersubsidi tidak akan turun. Yang akan turun atau berkurang adalah subsidinya," jelas dia.

Gde menjelaskan, saat ini harga minyak mentah dunia masih di kisaran 90 dollar AS per barel. Memasuki musim dingin dalam waktu dekat, bisa jadi harga akan kembali naik. "Perkiraan saya, harga premium Rp 6.500 per liter itu akan bebas subsidi (harga keekonomian menjadi Rp 6.500), jika harga minyak mentahnya 60-70 dollar AS per barel," kata Gde.

Berita Rekomendasi

Harga minyak dunia beberapa pekan terakhir terus mengalami penurunan, bahkan sempat berada di bawah 80 dollar AS per barel, seiring melimpahnya pasokan emas hitam ini di pasar.

Informasi saja, untuk patokan AS minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, Selasa (21/10/2014) waktu setemoat ditutup pada 82,81 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, menetap di 86,22 dollar AS per barel di perdagangan London.(Estu Suryowati)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas