Ekonom: Nilai Tukar Rupiah Masih Sulit Menguat
Destry Damayanti menuturkan pergerakan nilai tukar rupiah masih akan sulit menguat seiring adanya sentimen dalam dan luar negeri
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Destry Damayanti, Ekonom Bank Mandiri, menuturkan pergerakan nilai tukar rupiah masih akan sulit menguat seiring adanya sentimen dalam dan luar negeri. Dengan kondisi ini nilai tukar rupiah agak sulit untuk bergerak ke level fundamentalnya.
"Karena kalau di level fundamental, kita percaya rupiah masih berada di level Rp 11.500 per dolar AS. Cuma mungkin dalam waktu dekat akan agak sulit uintuk mencapai level itu," katanya, Jumat (24/10/2014).
Dia mengatakan, hingga akhir tahun pergerakan rupiah masih akan bergerak volatile dan diprediksi akan bergerak ke angka Rp 12.200 per dollar AS. Pengaruh rupiah akan dipengaruhi pengaruh non fundamental seperti pengaruh politik.
"Jadi lebih banyak yang sifatnya non fundamental juga. Karena pikiran kami kalau semuanya bisa smooth, mestinya rupiah bisa kembali ke arah Rp 11.500-11.800 per Dollar AS," katanya.
Dia pun menambahkan bahwa cadangan devisa sebesar 112 miliar dollar AS tidak akan cukup untuk menahan pelemahan laju nilai tukar rupiah. Karena masih lebih kecil ketimbang rasio Produk Domestik Bruto (PDB) dengan negara lain yang lebih besar.
"Itu memang tinggi untuk perekonomian kita. Walaupun dibanding dengan ngara lain masih kecil namun kami melihat bahwa BI tidak akan obral cadangan devisanya untuk mengangkat nilai tukar rupiah, apalagi jika ada pengaruh rupiah karena yang sifatnya non fundamental," katanya.