Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemenperin: Produksi LCGC Dihentikan, Impor Mobil dari Thailand Melonjak

untuk bisa menghentikan produksi mobil murah, harus melihat dari berbagai faktor

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
zoom-in Kemenperin: Produksi LCGC Dihentikan, Impor Mobil dari Thailand Melonjak
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Aktivitas pengangkutan mobil Toyota Agya yang baru keluar dari tempat produksi untuk didistribusikan, di pabrik PT Astra Daihatsu Motor di kawasan industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, Senin (3/2/2014). PT Astra Daihatsu Motor memproduksi 2 jenis kendaraan low cost green car (LCGC) dengan merek Daihatsu Ayla dan Toyota Agya yang menggunakan komponen lokal mencapai 88 persen. Dua jenis mobil yang diluncurkan September 2013 tersebut hingga kini telah terjual 41.000 unit. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perindustrian tidak langsung menyetujui usulan Presiden Joko Widodo yang sempat melontarkan wacana untuk menghentikan produksi mobil murah ramah lingkungan ((Low Cost Green Car/LCGC).

"Kebijakan akan kami evaluasi terlebih dahulu, nggak bisa main stop dulu," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Ansari Bukhari, di gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia, Rabu (29/10/2014).

Ansari menjelaskan untuk bisa menghentikan produksi mobil murah, harus melihat dari berbagai faktor. "Pasti kita lihat untung rugi, banyak faktor, mereka (produsen) sudah investasi," jelas Anshari.

Jika produksi mobil LCGC dihentikan, maka imbasnya impor mobil dari Thailand bakal meningkat. Hal tersebut tidak bisa dihindari karena kebutuhan masyarakat akan mobil sudah menjadi sangat mendasar terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan.

Seperti diketahui, program mobil murah ramah lingkungan memang menjadi usulan dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono SBY). Namun, Jokowi pernah mentah-mentah menolak adanya mobil LCGC. Sebab, selain menambah kemacetan, LCGC juga ternyata banyak "menenggak" Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas