Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Investor Pertambangan Pikir-pikir Beli Saham

Pertambangan memang bidang bisnis yang sedang tidak prospektif untuk saat ini, apalagi ini baru eksplorasi sudah boleh IPO

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Investor Pertambangan Pikir-pikir Beli Saham
Kompas/M Suprihadi
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelonggaran aturan bagi perusahaan pertambangan untuk melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offring/IPO) baru-baru ini, dinilai kurang mendapatkan respon positif dari investor ketika perusahaan pertambangan tersebut IPO.

Head of Structured Finance Mandiri Sekuritas Teguh Wirahadikusumah mengatakan, seperti yang kita ketahui harga komuditas saat ini sedang mengalami pelemahan dan belum terlihat akan membaik untuk ke depannya.

"Walaupun ada peraturan yang menggembirakan, tapi ujungnya nanti orang (investor) akan tunggu dulu, sampe kondisi lebih baik lagi," kata Tegus di Jakarta, Kamis (6/11/2014).

Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini mengeluarkan Keputusan Direksi PT BEI Nomor Kep-00100/BEI/10-2014, untuk memperluas peluang perusahaan tambang mendapatkan pendanaan dari pasar modal.

Dalam aturan tersebut tertuang, setiap perusahaan yang sudah memiliki izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi, dapat memperoleh kemudahan melantai di bursa saham. Perusahaan tersebut bisa dalam tahap penjualan, produksi, bahkan baru memulai operasi produksi. Aturan tersebut pun tidak menyebutkan syarat bagi perusahaan yang belum mencetak laba.

Hal senada pun diungkapkan Direktur Utama RHB OSK Indonesia Securities, Shiantaraga yang menilai tambang memang bidang bisnis yang sedang tidak prospektif untuk saat ini, apalagi ini baru eksplorasi sudah boleh IPO.

Berita Rekomendasi

"Kalau begitu, mending beli saham emiten tambang yang sudah jelas laporan keuangannya," ucap Shiantaraga di tempat terpisah.

Seperti diketahui, bisnis komoditas seperti pertambangan dan produk perkebunan sedang mengalami kelesuan. Harga batu bara terpangkas dalam hingga hampir 50 persen dari posisi tahun 2011. Perusahaan terkait pertambangan pun seperti perusahaan penyewaan alat berat mencari bisnis baru untuk menopang pendapatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas