OJK Bidik Kelas Menengah Jadi Investor Pasar Modal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik masyarakat kelas menengah untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik masyarakat kelas menengah untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Sebab, saat ini masyarakat lebih banyak berinvestasi secara konvensional, yakni menabung di perbankan.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, mengatakan masyarakat kelas menengah Indonesia sering diidentifikasi sebagai consumer-state people, atau kelompok masyarakat yang lebih konsumtif dalam pemenuhan gaya hidupnya, termasuk dalam hal pilihan investasinya.
"Mereka memiliki demand yang cukup besar akan kebutuhan berinvestasi, namun di sisi lain mereka masih memiliki pengetahuan yang minim mengenai bagaimana berinvestasi di sektor jasa keuangan, khususnya di pasar modal. Sebagian besar masyarakat kelas menengah kita masih memiliki pandangan yang konvensional dalam hal menginvestasikan kelebihan dananya, yaitu melalui tabungan di bank," kata Muliaman di Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Masih kecilnya jumlah masyarakat kelas menengah yang berinvestasi di pasar modal Indonesia, kata Muliaman, juga terefleksi dari masih kecilnya jumlah investor yang tercatat di pasar modal dibandingkan dengan jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia.
Untuk meningkatkan jumlah investor pasar modal, OJK akan menerapkan strategi dengan terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai industri jasa keuangan kepada masyarakat, khususnya masyarakat kelas menengah Indonesia serta kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Masyarakat perlu diinformasikan pentingnya berinvestasi, dalam rangka menjamin kehidupan yang lebih baik di masa depan," ucapnya.
Muliaman mengatakan, upaya edukasi dan sosialisasi ini perlu dibarengi dengan upaya pendalaman pasar melalui perluasan variasi produk yang ditawarkan di pasar modal Indonesia, baik produk pasar modal konvensional maupun produk pasar modal syariah, dan meningkatkan kemudahan akses atas produk-produk pasar modal tersebut.
"Ini menjadi penting, supaya masyarakat memiliki banyak alternatif pilihan investasi yang menarik dan aksesnya mudah dijangkau," tutur Muliaman.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.