Permintaan Tenaga Ahli Konstruksi Tinggi
Pembangunan infrastruktur di Jawa Barat membutuhkan banyak tenaga kontruksi yang ahli dan terampil
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pembangunan infrastruktur di Jawa Barat membutuhkan banyak tenaga kontruksi yang ahli dan terampil. Ketua DPD Asosiasi Sumber Daya Manusia Konstruksi Indonesia (Asdamkindo) Jabar, Agung Nugroho, mengatakan perkembangan infrastruktur di Jawa Barat luar biasa. Ada permintaan sangat tinggi di dunia konstruksi dan itu membutuhkan tenaga kerja yang sangat tinggi jumlahnya.
"Kita perlu mempersiapkan dari segi keterampilan, segi sertifikasinya, hingga kita siap menghadapi peluang tersebut," kata Agung ditemui seusai seminar "Tantangan Pembangunan Infrastruktur Dalam Pengembangan Sistem Transportasi Umum Massal Perkotaan di Jawa Barat" yang digelar Asdamkindo Jawa Barat di Trans Luxury Hotel, Rabu (12/11).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2013, jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor konstruksi mencapai 6,9 juta pekerja. Sedangkan menurut data Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), tenaga ahli bersertifikasi di sektor konstruksi 48.761 atau hanya 7,17 persen dari total tenaga ahli. Sedangkan tenaga terampil bersetifikasi sebanyak 109.723 atau 5,38 persen dari total tenaga terampil.
"Dengan tenaga konstruksi yang sudah ada, diharapkan semua bisa memiliki sertifikasi, terlebih mengingat Indonesia akan menghadapi pasar bebas ASEAN pada 2015," katanya.
Di lokasi yang sama, Staf Ahli Gubernur Jabar, Diki Sahroni mengatakan, pengembangan jalan primer akan segera terbangun dan segera diselesaikan,seperti Bandung-Pengalengan, jaringan tol dalam kota, Cikampek-Palimanan, Cileunyi-Sumedang, Depok-Antasari, dan lain-lain. Kondisi itu membutuhkan tenaga-tenaga ahli dan terampil di bidangnya.
'Kami berharap Asdamkindo bisa menjadi mitra yang startegis dalam agenda-agenda yang akan diwujudkan di Jawa Barat," katanya.
Menurutnya, selain infrastruktur, kebutuhan transportasi massal juga diperlukan mengingat makin tumbuhnya jumlah penduduka serta kegiatan atau aktivitas masyarakat.
Tantangan terbesar adalah jumlah peduduk yang sangat tinggi yakni 43 juta, dan pada 2015 diperkirakan 45 juta, serta pada 2025 menjadi 50 juta, atau empat kali lebih tinggi dari Malaysia.
"Perlu penambahan sarana dan prasarana jaringan maupun moda transportasi, jalan hanya segitu saja, sementara aspek transportasi tumbuh bahkan 100 kali lipat," katanya.(tif)