Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Target Penjualan Mobil Anjlok 300.000 Unit, Menperin Hitung Ada Potensi Kerugian Rp 10,6 Triliun 

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah merevisi target penjualan mobil dari angka 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Target Penjualan Mobil Anjlok 300.000 Unit, Menperin Hitung Ada Potensi Kerugian Rp 10,6 Triliun 
Lita Febriani/Tribunnews.com
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (22/11/2024). 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah merevisi target penjualan mobil dari angka 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit.

Artinya ada penurunan target penjualan sebanyak 300.000 unit yang dilakukan Gaikindo, dari yang telah ditentukan sejak awal tahun ini.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan, dari menurunnya target penjualan tersebut terhitung potensi kerugian sebesar Rp 10,6 triliun.

"Bersama dengan Pak Dirjen secara cepat dari penurunan 300.000 unit target tersebut, kita bisa berasumsi bahwa dampak negatif terhadap backward and forward linkage dari industri otomotif kita nilainya sekitar Rp 10,6 triliun," kata Agus saat membuka Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (22/11/2024).

Baca juga: Buka GJAW 2024, Menperin: Bantu Geliatkan Penjualan Otomotif 

Menperin mengungkap, dengan tekanan kondisi ekonomi, daya beli yang lesu, hingga akhirnya revisi target penjualan dilakukan adalah kondisi yang tidak dapat dihindari.

Berita Rekomendasi

"Sektor otomotif kita khususnya roda empat sedang mendapat tekanan. Kita tidak perlu menutup-nutupi terhadap tekanan. Dari situ kita bisa mencoba mencari penyebabnya dan kemudian solusinya," ujarnya.

Menperin memastikan, sulitnya penjualan mobil tahun ini diakibatkan melemahnya daya beli masyarakat, bukan karena faktor politik maupun pesta demokrasi.

"Teori kenapa industri otomotif sedang dalam tekanan menurut pandangan saya akibat yang paling utamanya adalah karena kelesuan dari pasar. Ada yang mengatakan karena masalah politik, menunggu pilpres menunggu pileg, saya kira itu tidak menjadi penyebab utama. Penyebab utamanya adalah kelesuan pasar yang artinya adalah daya beli dari masyarakat melemah," ucap Agus.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas