Pengamat: Untuk Tekan Inflasi, Pemerintah Harus Kontrol Harga Beras
Pengamat ekonom, Aviliani, mengatakan permasalahan utama yang membuat inflasi meningkat yaitu persoalan harga pangan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonom, Aviliani, mengatakan permasalahan utama yang membuat inflasi meningkat yaitu persoalan harga pangan. Sebab, sebagian besar berasal dari beras.
"Kalau saja pemerintah bisa mengatasi beras, itu sudah bisa mengatasi inflasi sebesar 25 persen," kata Aviliani, Selasa (18/11/2014).
Menurut dia, bahan makanan dan minuman di luar beras menyumbang ke inflasi sebesar 40 persen. Dengan demikian, dari ketiga elemen tersebut saja sudah dapat mendorong inflasi sebesar 60 persen. "Jadi kalau ditanya kapan inflasi bagus, itu apabila pemerintah bisa mengontrol makanan, minuman, dan beras," ucapnya.
Dalam mengontrol ketiga elemen tersebut, kata Aviliani, pemerintah perlu memperbaiki sistemnya. Seperti, waktu dulu para petani diberikan telepon genggam untuk memberitahukan harga bawang dan cabai melalui radio, sehingga masyarakat bisa mengetahui harga yang sebenarnya.
"Dulu kita dengar itu di radio kan, kalau sekarang kita enggak tahu harga berapa di toko sebelahnya," ucapnya.
Aviliani pun menceritakan, angka inflasi pasca Idul Fitri kemarin tidak terlalu tinggi, karena pemerintah mengancam pedagang agar tidak menjual harga beras tidak mahal. Kalau harga mahal, maka pemerintah akan menjual beras dengan harga murah.
"Tapi kan itu bukan sistem, pemerintah kayak preman kalau begitu. Tapi itu berhasil tekan inflasi," ujar Aviliani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.