AJI Jakarta: Jurnalis Jakarta Mestinya Diupah Layak Minimal Rp 6,51 Juta/Bulan
Jumlah ini sudah memperhitungkan kenaikan biaya transportasi sebesar 30 persen akibat kenaikan harga BBM
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Federasi Serikat Pekerja Media Independen (FSPMI) menetapkan upah layak jurnalis tahun 2015 sebesar Rp 6.510.400. Jumlah ini sudah memperhitungkan kenaikan biaya transportasi sebesar 30 persen akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Besaran upah tersebut dipandang dapat memenuhi kebutuhan hidup layak para reporter di Jakarta pada 2015," kata Ketua AJI Jakarta Umar Idris, Selasa (25/11). Besaran upah tersebut diperoleh dari perhitungan dan analisis terhadap 40 barang dan jasa yang dipandang penting bagi kebutuhan hidup layak jurnalis di Jakarta.
Komponen terbesar adalah makanan sebesar Rp 2,1 juta per bulan. Kedua ialah komponen penunjang untuk tugas jurnalistik sebesar Rp 1,5 juta. "Dampak kenaikan BBM subsidi kita masukkan dengan menambah biaya transportasi sebulan sebesar Rp 500.000 per bulan, kita naikkan jadi Rp 715.000 per bulan," ujar Umar.
Ironisnya dalam survey yang dilakukan oleh AJI Jakarta dan FSPMI, masih ada beberapa media di Jakarta yang mengaji wartawannya dengan upah minimum yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Rendahnya upah jurnalis membuat profesi ini selalu rentan godaan suap dan amplop. Ini sangat berbahaya bagi kebebasan pers karena dapat dikendalikan narasumber, tidak lagi lagi mengabdi kepentingan publik," kata Ketua FSPMI Abdul Manan dalam kesempatan yang sama.