Wapres Jusuf Kalla: Perlu Perubahan Besar Tingkatkan Produksi Gula Lokal
"Saya jalan tiga hari. Sebenarnya, saya melihat begitu besar potensi, tapi banyak hal yang perlu kita perbaiki besar-besaran," ujar Jusuf Kalla.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Potensi Indonesia sangat tinggi untuk bisa memproduksi gula sendiri, tanpa tergantung impor. Sayang, produktivitas gula dari pabrik yang dimiliki Indonesia masih belum maksimal.
Demikian kesimpulan Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah tiga hari ke berbagai pabrik gula dari Subang, Solo, Sragen hingga ke Mojokerto. Ia mengakui banyak permasalahan gula yang harus dibenahi Indonesia jika ingin maju.
"Saya jalan tiga hari. Sebenarnya, saya melihat begitu besar potensi, tapi banyak hal yang perlu kita perbaiki besar-besaran," ujar Jusuf Kalla di pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (6/12/2014).
Kondisi pabrik gula yang JK sambangi ada yang sangat memprihatinkan. Tapi juga ada kondisi pabrik yang sangat bagus dengan rendeman di atas tujuh persen. Pabrik terbaik yang ia temui Gempolkereb, Pasuruan, Jawa Timur.
Ia menyimpulkan, untuk mendorong produktifitas gula, sejumlah pabrik yang tidak produktif harus dihentikan. Pabrik lama harus diganti dengan pabrik yang baru dengan lokasi yang lebih strategis.
JK juga mewacanakan program "Seratus Sepuluh" yakni 100 hektar ladang baru, dengan produksi 100 ton. Selain itu diperlukan juga sepuluh pabrik baru, dengan rendemen minimal 10 persen.
"Kita juga harus memperkuat program riset kita, sehingga kita bisa menemukan bibit yang baik," paparnya.