Tekan Pelemahan Rupiah, BI Perlu Lepas 200 Juta Dolar Amerika ke Pasar
Bank Indonesia harus melepas ke pasar sekitar 200 juta dolar Amerika per hari. Mengaca kebutuhan dolar per hari senilai 100 juta dolar Amerika.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dinilai perlu melakukan tindakan untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu caranya menjual dolar Amerika pada cadangan devisa.
Pengamat pasar uang dari PT Bank Saudara Rully Nova mengatakan, pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan sentimen eksternal, di mana data-data ekonomi negeri Amerika menunjukkan angka positif. Terlebih, adanya rencana Bank Central Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya.
"Kalau suku bunga di sana naik, berarti kan ada peluang imbal hasil yang lebih besar di sana," kata Rully ketika dihubungi Tribunnews.com di Jakarta, Selasa (16/12/2014).
Hari ini, kurs tengah BI mencatat rupiah pada level Rp 12.900 per dolar AS, atau menguat 2,38 persen dari hari sebelumnya.
Untuk menahan pelemahan tersebut, BI harus melepas ke pasar sekitar 200 juta dolar Amerika per hari. Mengaca kebutuhan dolar per hari senilai 100 juta dolar Amerika. Menurut Rully, ini dapat menekan penguatan dolar Amerika dalam jangka pendek.
"Tapi biasanya kan BI punya hitungan sendiri dalam intervensi ini. Biasanya bank BUMN yang menyerapnya. Kalau sudah menguat rupiahnya, tidak perlu mengguyur pasar 200 juta dolar AS per hari," imbuhnya.
Tercatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2014 mencapai 111,1 miliar dolar Amerika, lebih rendah dibandingkan posisi akhir Oktober 2014 senilai 112,0 miliar dolar Amerika.