Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertumbuhan Ekonomi 2014 Diprediksi Hanya 5,1 Persen

Atau terendah dalam sepuluh tahun terakhir, terkecuali saat krisis ekonomi 2009 yang hanya tumbuh 4,6 persen.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pertumbuhan Ekonomi 2014 Diprediksi Hanya 5,1 Persen
Tribunnews.com/Srihandriatmo Malau
Hendri Saparini 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- CORE (Center of Reform on Economics) Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 akan mengalami perlambatan berada pada 5,1 persen. Atau terendah dalam sepuluh tahun terakhir, kecuali saat krisis ekonomi 2009 yang hanya tumbuh 4,6 persen.

"Untuk tahun 2014 ini, ini akan mengalami perlambatan ekonomi yang paling dalam selama 10 tahun terakhir. Jadi kami perkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 5,1 persen," ungkap Direktur Eksekutif, CORE Indonesia, Hendri Saparini pada acara rutin bulanan CORE Media Discussion (CMD) bertemakan "Ekonomi Indonesia 2014: Refleksi Bagi Pemerintahan Baru", di jakarta, Selasa (16/12/2014).

Hendri melihat pilihan kebijakan fiskal yang kontradiktif ditambah dengan kebijakan moneter yang relatif ketat ikut berkontribusi pada perlambatan ekonomi tahun ini.

Selain itu, kebijakan bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga tinggi sejak Kenaikkan harga BBM pada 2013 telah mendorong suku bunga kredit meningkat hingga 12 persen. Sehingga ikut memperlambat laju investasi.

Ditambah lagi dari sisi permintaan, kebijakan pelarangan ekspor mineral oleh Pemerintah di saat menurunnya harga komoditas global, selain berdampak pada penurunan ekspor, pun berdampak pada melemahnya pertumbuhan fixed investment.

Menurut dia, konsumsi swasta menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Selain itu, Inflasi yang relatif rendah dalam sepuluh bulan pertama, dan pemilihan umum yang dilangsungkan tahun ini mampu memberikan stimulus pada peningkatan belanja masyarakat. Dia sebutkan, hingga kuartal ketiga 2014, pertumbuhannya mencapai 5,5 persen. Terutama, disumbangkan oleh konsumsi non pangan yang tumbuh 6,4 persen.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya pula, tekanan pada pertumbuhan konsumsi terjadi pada masyarakat yang bergelut di sektor pertambangan dan industri manufaktur. Pun di akhir tahun akibat Kenaikkan harga BBM pada pertengahan November lalu.

Lebih lanjut dia jelaskan, belanja Pemerintah tahun ini hanya tumbuh di kisaran 2,5 persen, meskipun pada umumnya pertumbuhan lebih tinggi terjadi di tahu pemilu. Sementara itu, investasi  modal tetap tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 5 persen atau dibawah rata-rata historisnya sebesar 8 persen.

Kemudian, investasi konstruksi, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, kata dia, masih menjadi penyumbang utama dengan pertumbuhan 6,5 persen. Investasi mesin dan peralatan pada periode yang sama mengalami pertumbuhan hingga 4,9 persen.

Jelas dia, pertumbuhan investasi tersebut sedikit terhambat oleh pelemahan rupiah pun perlambatan yang terjadi pada beberapa subsektor industri manufaktur. Seperti, industri logam, industri alat angkutan dan mesin serta industri tekstil dan alas kaki.

Sementara itu imbuhnya, anjloknya kegiatan investasi di sektor pertambangan membuat pengadaan alat angkutan mengalami kontraksi hingga 10 persen.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas