Perusahaan Multifinance Siap Bayar Obligasi
Industri pembiayaan akan menghadapi tantangan berat tahun depan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Industri pembiayaan akan menghadapi tantangan berat tahun depan. Mulai dari potensi kenaikan inflasi sebagai buntut naiknya harga bahan bakar minyak, kurs rupiah yang merosot, hingga suku bunga acuan yang naik.
Tak hanya itu, multifinance pun menghadapi utang obligasi yang jatuh tempo obligasi dalam jumlah besar. Total obligasi dan sukuk multifinance yang jatuh tempo pada tahun depan mencapai Rp 18,97 triliun. Ini berarti, selain dana untuk penyaluran pembiayaan, multifinance juga perlu dana untuk menutup utang.
Direktur Utama Astra Sedaya Finance, Jodjana Jody bilang, pihaknya siap membayar utang obligasi yang jatuh tempo senilai Rp 4,81 triliun di tahun depan. Salah satu alternatif pendanaan untuk membayar utang adalah lewat penerbitan obligasi.
Jodjana bilang, Astra Sedaya memiliki rencana menerbitkan obligasi tahun depan. Namun, pihaknya belum dapat memastikan nilai obligasi, besaran kupon dan waktu penerbitan. "Kami mau melihat situasi pasarnya, favorable atau tidak. Tidak bisa bunga tinggi karena kena ke cost of fund," kata Jodjana.
Per November 2014, sumber pendanaan ASF mayoritas masih dipasok oleh sindikasi yakni sekitar 37% dan obligasi dengan kisaran 33%. "Selain itu ada juga pinjaman bilateral lebih dari 20% dan joint financing sekitar 6%," tuturnya.
Tahun depan Astra Sedaya menargetkan pembiayaan Rp 27 triliun. Anak usaha Grup Astra ini setidaknya akan menutup setengah pendanaan dari pembayaran piutang. "Jadi tahun depan perlu sekitar Rp 10 triliun hingga Rp 15 triliun, tergantung perkembangan bisnis," ungkap dia.
Menghadapi obligasi jatuh tempo tahun depan, PT BFI Finance Indonesia pun bersiap. Sudjono, Direktur BFI bilang, pihaknya akan membutuhkan dana antara Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun tahun depan. "Hampir semua untuk pembiayaan, sebagian dari existing facility saat ini dan rollover pinjaman jatuh tempo," kata Sudjono.
Nah, BFI berencana menerbitkan obligasi maksimal Rp 750 miliar bertenor satu tahun hingga tiga tahun. "Mungkin penerbitan di akhir semester pertama atau awal semester kedua," imbuh Sudjono.
Dengan kenaikan bunga, umumnya multifinance akan merevisi porsi pendanaan. Tapi, kata Sudjono, semua sumber pendanaan sama. "Yang penting diversifikasi," imbuh dia. (Maggie Quesada Sukiwan)