BEI Edukasi Masyarakat dengan Informasi Bermain Saham Halal
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar memberikan pengetahuan kepada masyarakat
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar memberikan pengetahuan kepada masyarakat, bahwa pasar modal Indonesia memiliki Daftar Efek Syariah (DES) yang sudah diakui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Unit Syariah BEI, Dery, mengatakan masyarakat memandang perdagangan saham di Bursa dilarang agama karena mengandung unsur perjudian. Padahal, sebenarnya banyak saham di BEI sudah masuk DES dan pemilihan saham tersebut berdasarkan prinsip syariah.
"Ini yang lebih banyak kita sampaikan kepada masyarakat di acara pasar keuangan rakyat. Biar masyarakat mengetahui secara jelas dan mengerti," kata Dery kepada Tribunnews.com, JIExpo, Jakarta Pusat, Sabtu (20/12/2014).
Dery mengatakan, saham yang dinyatakan syariah juga diperbarui setiap periodenya, sehingga ketika emiten melakukan bisnis yang tidak sesuai dengan yang telah dipersyaratkan maka periode ke depannya tidak kembali masuk DES.
"Kan saham konsumer banyak, seperti Indofood (INDF) itu syariah. Yang tidak syariah kan, perusahaan bergerak di bidang minuman keras seperti Multi Bintang (MLBI), Bank juga tidak masuk, karena mengandung riba," tuturnya.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham yang masuk ke dalam DES periode II tahun 2014 sebanyak 312 saham atau 59,4 persen yang dibagi beberapa sektor, seperti, sektor Pertanian sebanyak 14 saham (4,24 persen), Pertambangan sebanyak 30 saham (9,09 persen), Sektor Industri Dasar dan Kimia terdapat 44 saham (13,33 persen), Sektor Aneka Industri ada 29 saham (8,79 persen).
Sektor Industri Barang dan Konsumsi terdapat 28 saham (8,48 persen), Sektor Properti, Real Estate dan Konstruksi Bangunan sebanyak 53 saham (16,06 persen), Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi terdapat 28 saham (8,48 persen, Sektor Keuangan sebanyak 1 saham (0,30 persen), dan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi terdapat 85 saham (25,76 persen).