Sofyan Djalil Berharap Masyarakat Bisa Menerima Harga Elpiji 12 Kg
Gas elpiji 12 kilogram (Kg) bukan lah barang yang disubsidi kata Menteri Kordinator Perekonomian Sofyan Djalil.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Gas elpiji 12 kilogram (Kg) bukan lah barang yang disubsidi kata Menteri Kordinator Perekonomian Sofyan Djalil. Oleh karena itu PT. Pertamina (persero) menaikkan harga jual elpiji 12 kg sesuai harga pasar untuk mengakhiri kerugian pertamina.
Kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (6/1/2015), Sofyan mengatakan harga Rp 134.700 per tabung yang mulai berlaku sejak 2 Januari lalu, adalah harga keekonomian gas 12 kg itu.
"Karena itu bukan barang yang disubsidi. Sehingga kalau yang akan datang ada perubahan (harga minyak dunia), harga (jual gas 12 Kg) berubah (lagi)," katanya.
Masyarakat kata dia harus membiasakan diri dengan harga jual gas 12 kg jika memang kedepannya akan terus berubah menyesuaikan dengan pasar, karena memang barang tersebut bukan lah barang yang disubsidi pemerintah.
"Harus terbiasa bahwa semua harga komoditi itukan tergantung bagaimana suplay and demand, dan selama barangnya itu tidak di subsidi oleh pemerintah, akan mengalami hal tersebut," jelasnya.
Ia mengakui hal itu membuat masyarakat terkejut, karena selama ini Pertamina menahan harga. Namun ia merasa yakin cepat atau lambat masyarakat akan terbiasa dengan perubahan harga elpiji 12 kg, serta kedepannya bila harga jual gas tersebut terus berubah menyesuaikan harga pasar.
"Naik-turun hal yang biasa. Hidup itu kan begitu, ada naik ada turun," terangnya.
Ia berharap masyarakat yang mampu tidak beralih ke elpiji 3 kg yang harganya masih relatif terjangkau karena masih disubsidi pemerintah. Sofyan mengingatkan elpiji 3 kg bukan lah diperuntukan bagi masyarakat yang mampu.
"Orang yang punya pendapatan yang lebih besar, mereka membeli elpiji 12 kilo, sedangkan yang 3 kilo ditujukan ke masyarakat yang kurang mampu yang merupakan sasaran subsidi," tandasnya.