Asiafone Investasikan Rp 100 Miliar untuk Bangun Pabrik
Asiafone menggelontorkan investasi sebesar Rp 100 miliar untuk membangun pabrik perakitan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asiafone menggelontorkan investasi sebesar Rp 100 miliar untuk membangun pabrik perakitan di lahan seluas 3.500 meter persegi.
Pabrik yang terletak di kawasan Pluit, Jakarta Utara tersebut, terintegrasi dengan head office Asiafone sehingga memudahkan dalam proses pengawasan, manajemen dan penjualan produk-produk Asiafone ke seluruh Indonesia.
"Asiafone menyiapkan dua line produksi, yang mampu memproduksi ponsel hingga 100 ribu unit setiap bulan," kata Herman Zhou, Presiden Direktur Asiafone di Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Dikatakannya, kapasitas produksinya akan terus ditingkatkan, seiring dengan makin tingginya permintaan pasar di Indonesia. Dengan adanya pabrik ini maka total jumlah karyawan Asiafone sekarang mencapai 350 orang.
Keberadaan pabrik tersebut merupakan bagian dari rencana besar Asiafone, untuk memindahkan produksi dari luar negeri ke Indonesia.
"Ini sejalan dengan program pemerintah yang mendorong para pelaku industri untuk membangun produksinya di dalam negeri," katanya.
Saat ini pabrik Asiafone sudah mampu menghasilkan produk-produk Asiafone diantaranya adalah Asiafone AF50, Asiafone AF991 dan Asiafone AF9190 yang tidak kalah dengan Tiongkok.
Herman mengatakan, pihaknya melakukan alih transfer teknologi, dari pabrikan yang ada di Tiongkok ke Indonesia. “Proses alih transfer teknologi membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena kita harus menyiapkan semuanya dari nol,” katanya.
Ia menyebut saat ini industri komponen yang menjadi pendukung belum tersedia di Indonesia, sehingga hampir semua komponen masih didatangkan dari luar negeri.
Dengan berdirinya pabrik ponsel di Indonesia, Asiafone berharap industri komponen nasional juga berkembang. Karena kebutuhan komponen sangat diperlukan, sebagai pendukung untuk mensupport produksi ponsel, seperti chip, screen, baut, mur, cassing dan sebagainya.
“Harapan kita kepada pemerintah adalah bagaimana menyediakan ekosistem industri nasional, sehingga pelan-pelan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor,” jelas Herman.
Dengan basis industri dalam negeri, para pengusaha juga tidak lagi terkena imbas kurs dollar yang tidak stabil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.