Ekspor Lobster Anjlok karena Bibitnya Dijual ke Vietnam
bibit anakan (juvenile) lobster Indonesia tiap tahunnya di ekspor ke negara Vietnam dalam jumlah yang tidak kecil
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ekspor lobster Indonesia kian menurun, bahkan tahun ini tinggal 10 persen dari sebelumnya. Menurut dia, hal ini dikarenakan bibit anakan (juvenile) lobster Indonesia tiap tahunnya di ekspor ke negara Vietnam dalam jumlah yang tidak kecil, yaitu 8 juta ekor/tahun.
"Jadi selama ini Vietnam ekspor lobster bertambah dari 1.000 ton menjadi 3.000-4.000 ton. Sedangkan Indonesia dari 3.000-4.000 ton menjadi 300 ton saja. Kenapa? karena beberapa tahun terakhir seluruh bibit juvenile lobster diekspor ke Vietnam. Lobster yang sebesar kelingking atau kurang lebih 10 gram diekspor sebanyak 8 juta ekor per tahun. Bila yang 10 gram menjadi 300 gram ketika besar, maka itulah selisih 2.400 ton ekspor lobster Indonesi yang hilang," kata Susi dalam Rakernas Ditjen Perhubungan Laut, di Kemenhub, Jakarta, Senin (2/3/2015).
Untuk mengatasi hal ini, sebut Susi, sebenarnya pihaknya sudah melakukan perjanjian dengan nelayan di Nusa Tenggara Barat untuk membeli anakan (juvenile) lobster dan melepasnya di sejumlah wilayah. Namun, menurut Susi hal tersebut diingkari oleh mereka, ketika dalam minggu ini KKP menemukan adanya penyelundupan juvenile lobster ke luar Indonesia.
"Tapi beberapa minggu ini terindikasi kembali bahwa ada orang dari NTB mengekspor juvenil melalui selundupan lewat pelabuhan. Jadi ketika dari udara kita kencengin (penjagaan) mereka jadinya lewat Padang Bai tadi malam, yang kita razia," kata Susi.
Pencegahan ekspor juvenile lobster ini menurut Susi adalah langkah yang wajib dilakukan. Pasalnya, kata dia, efek dari menurunnya jumlah juvenile di lautan bagian Timur Indonesia akan berdampak hingga ke Jawa lalu ke Sumatera.
"Tapi kalau juvenil di ambil diekspor ya nelayan di Jateng, Jatim, Sumatera, dan Jabar tidak dapat (lobster). Karena lobster itu berawal di Lombok, lalu ketika Mei-Juni bayi-bayinya keluar. Kemudian bulan September di Jawa, November-Desember di Sumatera," terang Susi.
Selain itu, terkait hal ini, Menteri Susi juga meminta langsung kepada Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan yang juga ada dalam raker tersebut, untuk membantu mengamankan beberapa titik rawan.
"Oleh karena itu saya juga minta tolong kepada Pak Jonan membantu kami di beberapa titik rawan yaitu Selat Melaka, Belawan, Batam, Natuna, Bitung, Morotai, atas utara Papua, Halmahera, Arafuru, perbatasan NTT, dan Bali," kata Susi.