Pertamina Sebut Negara Rugi Rp 21 Triliun Bila Pelabuhan Cilamaya Dibangun
Pembangunan pelabuhan di daerah Karawang, Jawa Barat itu bisa mengganggu kinerja pipa migas di laut lepas Karawang
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (persero) mengungkapkan negara rugi akan rugi Rp 21 triliun akibat pembangunan pelabuhan Cilamaya. Pasalnya pembangunan pelabuhan di daerah Karawang, Jawa Barat itu bisa mengganggu kinerja pipa migas di laut lepas Karawang yang dikelola Pertamina Off Shore North West Java (ONWJ).
"Sampai Pertamina ONWJ ditutup pemasukan APBN tertutup Rp 21 triliun satu tahun perhitungan kami," ujar Vice President Corporate Communication Ali Mundakir, Kamis (5/3/2015).
Rencananya lokasi pelabuhan akan dipindahkan 2,9 km. Namun jika pipa gas di laut lepas dekat Karawang rusak akibat kapal masuk ke pelabuhan, Ali menilai hal buruk bakal menimpa negara.
"Bayangkan kalau kapal menabrak pipa gas saat flare, semua sistem gas itu terhubung satu sama lain loh," jelas Ali.
Saat ini pihak Pertamina mengajukan pertimbangan untuk tidak jadi membangun pelabuhan Cilamaya. Karena hingga saat ini Pertamina ONWJ sudah berhasil produksi 40 ribu barrel feet per day, atau 5 persen dari seluruh produksi migas di dalam negeri.
"Produksi dari Pertamina ONWJ itu tidak kecil," ungkap Ali.
Ali menambahkan pihaknya tidak akan setuju adanya pelabuhan Cilamaya sampai kapanpun. Alasan utamanya selain resiko yang besar juga karena tidak menguntungkan negara.
"Dari 50 tahun lalu, sampai sekarang dan yang akan datang Pertamina tidak setuju pembangunan pelabuhan Cilamaya," kata Ali.