Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Dorong Penggunaan Komponen Dalam Negri Pada Pembangkit Listrik

setelah sekitar 100 tahun instalasi kelistrikan dibangun di Indonesia, negri ini masih sebagai konsumen produsen listrik.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pemerintah Dorong Penggunaan Komponen Dalam Negri Pada Pembangkit Listrik
Kompas.com
Ilustrasi Gardu PLN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Hampir 90 persen komponen pembangkit listrik di Indonesia diimpor dari luar negeri kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. Wapres menyayangkan hal tersebut, pasalnya setelah sekitar 100 tahun instalasi kelistrikan dibangun di Indonesia, negri ini masih sebagai konsumen produsen listrik.

"Cukuplah kita belajar satu abad untuk konsumen listrik dan konsumen industri listrik. Kedepan kita harus juga jadi suplier," kata Kalla dalam sambutannya di acara Musyawarah Nasional (Munas), Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) yang digelar di kantor pusat PLN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/3/2015).

Saat ini pembangkit listrik di Indonesia memiliki kapasitas sekitar 54 ribu megawatt, dengan 32 ribu megawatt diantaranya berasal dari pembangkit listrik milik PLN, dan sisanya berasal dari Independent Power Producer (IPP). Kata Wapres jumlah tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam lima tahun ke depan pemerintah akan membangun pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt, dan akan membangun 35 ribu megawatt dalam limat tahun berikutnya. Dibutuhkan dana sekitar Rp. 300-400 triliun per 35 ribu megawatt. Karena menurutnya PLN tidak akan sanggup secara teknis dan financial, maka sebagian besar proyek itu kata Wapres akan dilempar ke pihak swasta.

Bagi pemenang tender, kata dia pemerintah mensyaratkan agar kandungan komponen dalam negri ditingkatkan di setiap pembangkit listrik yang akan dibangun.

"Sekarang kita mau kasih syarat juga bahwa setiap investasi listrik harus dapat sebagian dibikin komponennya di Indonesia," ujarnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas