Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rasio Dividen Bank BUMN Turun Jadi 25 Persen

Setoran dua emiten bank pelat merah untuk tahun buku 2014, turun dari tahun sebelumnya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rasio Dividen Bank BUMN Turun Jadi 25 Persen
WARTA KOTA/Adhy Kelana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Upaya bank milik pemerintah meminta penurunan setoran dividen membuahkan hasil. Setoran dua emiten bank pelat merah untuk tahun buku 2014, turun dari tahun sebelumnya.

Pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Negara Indonesia (BNI) yang digelar, kemarin, serta RUPST Bank Mandiri dua hari sebelumnya, menyetujui setoran dividen sebesar 25 persen dari laba bersih tahun 2014. Rasio dividen lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 30 persen.

Gatot Murdiantoro Suwondo, Direktur Utama BNI demisioner mengatakan, jumlah pembayaran dividen BNI dari perolehan laba 2014 disepakati sebesar Rp 2,69 triliun. "Adapun sisanya 16,65 persen dari laba bersih BNI tahun 2014 sebesar Rp 10,78 triliun yakni Rp 1,79 triliun digunakan sebagai cadangan tujuan guna mendukung investasi," kata Gatot, Selasa (17/3/2015).

Soal rencana investasi BNI, Gatot enggan mengungkapkan. Ia bilang, itu menjadi kewenangan direksi baru BNI.

Rasio dividen Bank Mandiri pun sebesar 25persen dari laba 2014, lebih rendah dari sebelumnya, 30 persen. Secara nominal, Bank Mandiri menyetorkan dividen sebesar Rp 4,96 triliun atau setara Rp 215,06 per saham.

Merujuk harga saham Bank Mandiri, kemarin, yakni Rp 11.975 per saham, beratti imbal hasil dividen atau dividend yield emiten ini sebesar 1,79 persen.

Menurut Pahala Mansyuri, Direktur Bank Mandiri, tahun lalu posisi kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Mandiri berada di level 16,6 persen. "Dengan rasio pembayaran dividen 25% hasil laba bersih tahun lalu, kami memperkirakan CAR masih di level 16,5 persen," kata Pahala.

Berita Rekomendasi

Sementara, Bank Rakyat Indonesia (BRI) berharap, rasio pembayaran dividen tahun ini bisa turun di bawah 25 persen. "Kami memerlukan dana untuk mengembangkan jaringan mikro guna mendorong pertumbuhan kredit UMKM," ujar Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI.

Namun, kata Budi, keputusan tetap berada di tangan pemerintah selaku pemegang saham utama. Tahun lalu, BRI mencetak laba bersih sebesar Rp 24,2 triliun. BRI akan menggelar RUPST, Kamis besok (19/3). (Adhitya Himawan)

Tags:
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas