BKPM: Indonesia Tujuan Utama Investasi Jepang dan RRT
Tren realisasi investasi RRT di Indonesia semakin meningkat dari 297 Juta dollar AS tahun 2013, menjadi 800 juta dollar AS tahun 2014.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BKPM Franky Sibarani menyatakan kunjungan Presiden Jokowi ke Jepang dan RRT, 23-28 Maret 2015 yang lalu menciptakan optimisme bahwa Indonesia merupakan tujuan investasi utama kedua negara.
Franky merujuk kepada tingginya komitmen investasi yang disampaikan investor kedua negara dalam kesempatan kunjungan tersebut. BKPM mencatat ada komitmen investasi senilai 73,46 Miliar dollar AS yang terdiri dari 10,06 Miliar dollar AS komitmen investasi Jepang dan 63,40 Milyar dollar ASkomitmen investasi RRT.
Optimisme Franky juga didasarkan kepada kecenderungan jumlah permohonan izin investasi dari Jepang dan RRT ( on the pipeline ) yang cenderung meningkat. Permohonan izin investasi dari Jepang periode Oktober 2014 hingga Maret 2015 sudah mencapai 2,7 Miliar dollar AS.
Sementara permohonan investasi dari RRT periode Oktober 2014 hingga Maret 2015 mencapai 13,66 Miliar dollar AS. Dia juga optimis komitmen tersebut dapat direalisasikan,
Untuk komitmen investasi Jepang terbagi menjadi dua, yaitu komitmen investasi yang sudah pada tahap pengajuan izin untuk didorong tahap realisasi senilai 8,11 Milyar dollar AS dan komitmen yang pada tahap minat untuk didorong pada pengajuan izin senilai 1,95 miliar dollar AS.
Sedangkan tren realisasi investasi RRT di Indonesia semakin meningkat dari 297 Juta dollar AS tahun 2013, menjadi 800 juta dollar AS tahun 2014.
"Bahkan pada triwulan IV tahun 2014, RRT untuk pertama kalinya masuk lima besar negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia. “ jelas Franky.
Hal lain yang menambah optimisme BKPM adalah hasil survei JETRO yang menyatakan 2/3 investor Jepang existing melakukan perluasan usaha.
Sementara untuk investasi RRT, Presiden Xi Jinping dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi menyatakan akan mendorong realisasi komitmen investasi mereka.
Menurutnya rencana pembangunan infrastruktur lima tahun mendatang diperkirakan membutuhkan biaya hingga 460 Milyar dollar AS, di mana anggaran negara baik APBN dan APBD dengan porsi 22 persen.
"Ada juga tambahan dari pembiayaan pinjaman bank asing," kata Franky.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.