Menperin Saleh Husin Dorong Industri Makanan Minuman Perkuat Jejaring
Industri makanan dan minuman didorong memperkuat mata rantai produksi.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM,SUKABUMI- Industri makanan dan minuman didorong memperkuat mata rantai produksi. Ini untuk menghadapi persaingan pasar bebas Asean mulai akhir 2015 mendatang.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin di Sukabumi, Jabar, Rabu (8/4/2015).
Menteri hadir ke Sukabumi untuk meresmikan pabrik minuman milik PT Asahi Indofood Beverage Makmur.
Menurut Menteri, pengembangan industri ke depan harus fokus kepada penguatan seluruh mata rantai produksi melalui pembentukan jejaring industri secara nasional.
"Tujuannya, agar tercipta pembangunan industri yang berkelanjutan dengan struktur dan kapabilitas industri yang tangguh serta nilai tambah yang tinggi," kata Menperin Saleh Husin.
Menurutnya, sektor industri agro dengan subsektor industri pangan olahan merupakan salah satu prioritas dalam tahap persiapan melalui pembentukan working group.
Working group ini menjadi media harmonisasi bagi setiap negara anggota ASEAN dibawah koordinasi ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality for Prepared Foodstuff Product Working Group(ACCSQ-PFPWG).
Penguatan industri makanan minuman dinilai penting lantaran memberi kontribusi pada pembangunan ekonomi nasional.
Pada tahun 2014 kontribusi industri makanan dan minuman (termasuk tembakau) secara kumulatif terhadap PDB non migas sebesar 36,94%.
Pertumbuhan cabang industri ini terhadap industri non-migas mencapai 8,80%. Selain itu, industri makanan dan minuman dapat menyerap tenaga kerja langsung lebih dari 1,6 juta orang pada tahun 2014.
Investasi sektor industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 33,3% dari total investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sektor industri.
Sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA), investasi sektor industri makanan memberikan kontribusi sebesar 25,09%.
Nilai investasi PMA sektor industri ini mencapai US$ 2,54 milyar atau meningkat 71,34% dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Khusus Jepang, realisasi penanaman modal dari negara ini mencapai USD 412,1 miliar sepanjang periode 2010-2014.
Jepang juga selalu masuk dalam daftar lima besar negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia.
Pengembangan industri makanan minuman, imbuh Menperin, merupakan salah satu andalan mencukupi kebutuhan dalam negeri.
"Target Indonesia baru sesuai Nawa Cita Kabinet Kerja antara lain kedaulatan pangan akan diupayakan seluas-luasnya dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri melalui pengembangan industri berbasis agro, baik sebagai bahan pangan pokok mapun untuk memenuhi bahan baku industri makanan dan minuman," papar Menteri Saleh Husin.
Asahi Indofood ini merupakan hasil patungan antara PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan perusahaan Jepang, Asahi Group Holdings, Ltd sejak tahun 2012.
Asahi menggenggam porsi saham mayoritas sebesar 51 persen dan sisanya di tangan Indofood.
"Kami menaruh harapan untuk mengembangkan bisnis yang luar biasa di Indonesia dan sekaligus menjembatani hubungan Indonesia-Jepang," ungkap CEO Asahi Group Naoki Izumiya.
Sebelum joint venture, divisi minuman Indofood CBP telah mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp 218,9 miliar dan menargetkan untuk mencapai Rp 5 triliun di tahun 2017.
Pabrik penghasil minuman non-alkohol di kawasan Cicurug ini menyerap investasi sebesar Rp 750 miliar dan berkapasitas produksi 974.000 karton/bulan.
Diharapkan, ekspansi fasilitas produksi ini turut mendorong proses diversifikasi produk minuman nasional pada umumnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.