Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peluang Usaha: Aditya Sukses Dengan Tas Warna-warni

Sejak saat itu, dia pun menyimpan mimpi untuk punya usaha sendiri, dengan merek yang dikenal banyak orang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Peluang Usaha: Aditya Sukses Dengan Tas Warna-warni
Dokumen pribadi
Aditya Rahman 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Passion bisa memicu seseorang untuk lebih maju. Semangat untuk menjadi seorang entrepreneur inilah yang tertanam dalam diri Aditya Rahman sejak belia. Dia terinspirasi sang nenek yang memiliki butik di rumahnya. Sejak saat itu, dia pun menyimpan mimpi untuk punya usaha sendiri, dengan merek yang dikenal banyak orang.

Kini, Adit berhasil mewujudkan mimpinya menjadi pengusaha. Dia adalah empunya Niion, sebuah merek tas berbahan nilon dengan warna-warna terang. Selain tas, arsitek lulusan Universitas Parahyangan ini juga mengembangkan bisnis wedding conceptor, desain interior dan busana muslim. Omzet ratusan rupiah pun mengalir ke kantongnya saban bulan.

Lantaran ingin terjun ke dunia usaha, Adit memutuskan keluar dari pekerjaannya pada 2012 silam. Saat itu, dia bekerja sebagai desainer interior di Singapura. Tapi, “Saya tak ingin terus menerus bekerja, mengerjakan sesuatu yang diminta, karena saya punya mimpi punya merek sendiri yang terkenal,” kenang dia.

Saat di Singapura, dia mencium peluang untuk membuat tas bermodel simpel, seperti yang banyak dipakai masyarakat di sana ketika bepergian. “Saya berpikir orang Indonesia juga pasti suka menggunakan tote bag simpel seperti kebiasaan orang Singapura. Apalagi di sini belum belum ada produk seperti itu,” kata Adit. Dia pun segera menetapkan langkah dan mematangkan rencana.

Belajar dari pengalamannya yang pernah gagal saat menjalankan bisnis penyewaan Play-station semasa kuliah, Adit merekrut orang tiga mitra profesional. “Sebelumnya, saya memang sudah menjanjikan ke mereka untuk bergabung ketika saya membangun usaha sendiri. Mereka saya pilih karena sudah terlebih dulu menerjuni bidang mode,” jelas Adit.

Bukan sekadar memenuhi janji, dengan menggandeng partner yang berpengalaman di bidangnya, pria yang tahun ini berusia 30 tahun ini ingin segera berlari kencang. “Saya ingin produk Niion cepat naik ke pasar, dengan banyak otak sejak awal pasti akan lebih baik hasilnya,” kata Adit.

Punya banyak bisnis

Berita Rekomendasi

Dengan modal Rp 20 juta, hasil tabungannya selama bekerja, Adit mulai merintis bisnis tas sejak akhir 2012. Waktu itu, dia masih bekerja di Singapura. Baru pada 5 Maret 2013, setelah kembali ke Bandung, kota asalnya, Adit secara resmi meluncurkan Niion.

Awalnya, dia memasarkan tas warna neon ini terbatas pada rekan-rekan kuliah di ITB. Waktu itu, Adit sedang mengambil gelar MBA di ITB. “Kebetulan, kampus sering mengadakan kurasi, jadi saya jual di situ, Semua sold out, bahkan dari situ kami menerima pre-order pertama,” tutur Adit. Dari sinilah, Adit berkeyakinan, produknya akan mendapat respons baik di pasar.

Lantas, pria kelahiran Bandung ini mulai mengembangkan jaringan penjualan. Dia memanfaatkan jaringan media sosial, seperti Facebook, Blackberry Messenger, dan Line sebagai kepanjangan tangannya menjajakan barang. “Jualan seperti door to door,” ujar Adit.

Tak lupa, Adit juga memakai artis untuk mendongkrak penjualan Niion. “Jadi, kami meminta artis memakai Niion dan memasang fotonya di akun Instagram mereka,” kata Adit. Penjualannya pun terus bertumbuh. Bahkan, sempat pula, karena permintaan mengalir deras, Niion kehabisan stok.

Selain mengutamakan desain tas yang simpel, Adit bilang, banderol harga lebih murah dari produk serupa di luar negeri, juga menjadi strateginya masuk ke pasar dengan mudah. Maklum, Adit memposisikan Niion bukan sebagai pilihan tas utama bagi konsumen. “Niion bisa menjadi tas kedua, ketiga, karena tas ini cocok untuk dipakai jalan,” terang dia.

Untuk memenuhi selera konsumen, dia menyediakan tas berbahan nilon ini dalam berbagai warna. Biar punya ciri khas, Niion hanya menggunakan warna-warna terang, seperti warna stabillo. Harga tas Niion berkisar Rp 150.000–Rp 350.000.

Adit bilang, timnya hampir tak mendapat masalah berarti saat mengembangkan pasar. Mitra Adit, Rangga, lama bekerja di industri mode, hingga bisa mengatur produksi agar stok tak berlebih.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas