Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peluang Usaha: Aditya Sukses Dengan Tas Warna-warni

Sejak saat itu, dia pun menyimpan mimpi untuk punya usaha sendiri, dengan merek yang dikenal banyak orang.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Peluang Usaha: Aditya Sukses Dengan Tas Warna-warni
Dokumen pribadi
Aditya Rahman 

Sedang Tunjung, mitra lainnya, berperan sebagai desainer, yang bertugas membaca tren tas. “Karena pada akhirnya, kami juga harus menyesuaikan diri dengan tren,” kata Adit. Sampai kini, Niion telah memiliki sekitar 20 jenis tas.

Kini, selain mengandalkan jaringan penjualan di media sosial dan website, Niion sudah membuka gerai sendiri di Bandung. Adit juga membuka peluang bagi masyarakat yang berminat untuk membuka gerai Niion di kota mereka. “Kami akan menyiapkan desain toko, produk hingga training untuk karyawan,” jelas Adit.

Selain menjalankan Niion, Adit juga menambah lini bisnisnya. Bersama sang istri, sejak tahun lalu, dia mengembangkan bisnis wedding conceptor, desain interior dan busana muslim. Layaknya berinvestasi, dalam berbisnis Adit juga menganut pakem menyebar telur dalam sebanyak mungkin keranjang. “Sejak awal, memang saya punya rencana menjalankan beberapa bisnis,” kata suami dari Qishitina Ghaisani ini.

Karena itu, sejak awal, dia menekankan konsep menggandeng partner dalam bisnis di Niion. Para partner juga harus menanam modal, supaya ikut bertanggungjawab pada perkembangan perusahaan. Namun, Adit tetap menjadi pemegang saham terbesar. “Jadi, keputusan tertinggi tetap pada saya, tapi semua keputusan harus melalui rapat pemegang saham,” terang Adit yang membawahi 18 karyawan ini.

Saat ini, saban bulan Adit menyiapkan produksi 4.000 hingga 5.000 tas untuk memenuhi permintaan. Niion masih mengandalkan pemasok untuk produksi tas. Adit memang sengaja tidak produksi sendiri supaya lebih fokus dalam penjualan. Kini, ada 10 vendor yang mengerjakan tas Niion.

Impian sejak kecil

Bisa mewujudkan mimpi di masa kecil merupakan kepuasan Aditya Rahman saat ini. Dia pun merasakan, menjadi pengusaha hidupnya lebih seru dan penuh tantangan.

Berita Rekomendasi

Meski pernah bekerja, selepas menyelesaikan kuliahnya, semangat Adit untuk menjadi pengusaha tak pernah pudar. Bahkan, saat remaja, dia tak malu berjualan. “Dulu, saat SMA, saya jualan baju dan yoghurt di sekolah,” kata Adit yang memang punya ketertarikan pada produk tas.

Pengalamannya berbisnis semakin terasah saat dia melakoni bisnis persewaan Playstation saat kuliah. Adit bercerita, bisnis itu bangkrut karena kesalahan pengelolaan. “Dari situ, saya belajar, jika punya usaha harus merekrut orang-orang yang berpengalaman,” terang dia.

Punya banyak lini bisnis juga tak membuat Adit pusing dalam mengelola perusahaan. Dengan latar belakang pendidikannya, sebagai perencana, dia benar-benar matang dalam mempersiapkan usahanya.

Misalnya, dalam bisnis Niion dia mengajak tiga orang partner, supaya perkembangan perusahaan juga dipikirkan oleh banyak kepala. Demikian pula dengan ketiga bisnis terakhir yang dijalani dengan istrinya.

Tapi, bukan berarti, pria kelahiran 26 September 1985 ini tak bisa fokus. Adit menuturkan, dia terbiasa memikirkan banyak hal dalam waktu bersamaan, multitasking. Kondisi ini telah jadi kebiasaannya sejak kuliah. “Dulu, saya belajar berpikir secara multitasking saat jadi koordinator himpunan mahasiswa,” kenangnya.

Kunci sukses lainnya dalam menjalankan berbagai usaha bersama-sama, dia selalu fokus untuk menyelesaikan masalah terlebih dulu. Jadi, jika ada problem di salah satu usahanya, Adit akan konsentrasi lebih dulu pada perusahaan itu. “Yang penting, ada partner yang bisa menggantikan di usaha lainnya,” kata dia. (J. Ani Kristanti)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas