Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Peluang Usaha: Berbisnis Kopi Dingin Dalam Kemasan Botol

Banyaknya khasiat yang terkandung dalam kopi juga membuat minuman berwarna hitam punya banyak penggemar

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Peluang Usaha: Berbisnis Kopi Dingin Dalam Kemasan Botol
Kontan/Baihaki

Namun, peminat konsentrat itu terbatas pada penggemar kopi pahit. Setelah itu, konsumen minta dibuatkan produk yang bisa langsung dinikmati dari kemasan tanpa harus disajikan lagi. Reza pun membuat beberapa varian cold brew coffe, yaitu ice milk latte, red velvet, vanilla latte, dan banana chia seed latte. Beragam varian itu banderol harganya Rp 49.000 hingga Rp 129.000 per botol.

Meski tergolong produk baru, pelaku usaha optimistis cold brew coffee bisa diterima masyarakat. Mereka optimistis kopi seduh dingin ini bukan tren sementara. “Bisnis minuman kopi merupakan bisnis yang berumur panjang karena kopi sudah ada sejak dulu, dan akan terus ada,” kata Riska. Apalagi, masyarakat kian kreatif meracik varian kopi.

Pertumbuhan pasar untuk kopi seduh dingin juga didukung oleh pertumbuhan kelas menengah di negeri ini. Maklum, kelas menengah dengan kantong yang lebih tebal gemar melakukan eksplorasi terhadap berbagai hal, termasuk memenuhi seleranya dalam
menikmati kopi.

Produk cold brew coffee ini juga praktis. “Konsumen tinggal pesan, lalu kami antar dan mereka bisa minum tanpa harus diseduh lagi,” ujar Riska. Pria berusia 26 tahun ini menambahkan, ia dan teman-teman butuh waktu cukup lama untuk mempersiapkan bisnis No Sleep Coffee. Setelah tahu metode penyeduhan kopi dengan air dingin, mereka butuh enam bulan untuk mendapatkan formula atau resep yang pas.

Awalnya, No Sleep Coffee ditawarkan ke kerabat dan kenalan para pendirinya. Namun lama-kelamaan semakin banyak yang pesan. Kalau dulu, barista No Sleep Coffee hanya membuat 80 botol kopi per minggu, kini order meningkat pesat jadi 1.000–1.500 botol saban bulan.

Menurut penuturan Riska, sepanjang 2014, ia dan teman-teman bisa mengantongi omzet Rp 500 juta. Adapun margin keuntungan dari bisnis ini bisa mencapai 100%. “Seperti produk F&B lain, cold brew coffee ini marginnya 100%,” cetusnya.

Riska bilang, produk ini sengaja dijual secara ritel, bukan di kedai kopi agar bisa dinikmati lebih banyak konsumen. Di samping itu, jumlah kedai kopi sudah terlalu banyak. “Kalau mau bikin kafe juga, produk kami masih sedikit jadi konsumen tidak punya alternatif yang banyak,” katanya.

Berita Rekomendasi

Selain memesan secara online, konsumen juga bisa menikmati No Sleep Coffee di beberapa restoran seperti Dapur Ciragil, Senopati, Vaplab Kemang, Senayan Trade Center, Cipete, dan Vaper Chamber SCBD. “Kami kerjasama secara konsinyasi untuk konsumen yang mau langsung menyeruput No Sleep Coffee tanpa harus menunggu produk diantar,” tambah dia.

Kopi Nusantara

Cara yang sama juga dilakukan Reza dengan kopi Ray’s Bottle of Joe. Kapasitas produksi kopi seduh dinginnya saat ini mencapai 100 botol per hari. Perolehan omzetnya rata-rata Rp 50 juta per bulan.

Sejak awal, Reza memasarkan produknya lewat jalur online, terutama Instagram. Setiap kali Reza memperbaharui halaman Instagram Ray’s Bottle of Joe, pesanan yang masuk bertambah. “Kalau kami lama tidak update media sosial, pesanan bisa sepi,” kata dia.

Banyaknya produk kopi yang beredar di pasar bebas membuat konsumen selektif terhadap produk kopi. Rasa dan kualitas akan menjadi pertimbangan mereka dalam memilih kopi yang akan diseruputnya. Sudah bukan rahasia, bahkan sudah diakui dunia bahwa kopi nusantara punya kualitas yang tinggi dan rasa yang enak.

Hal ini diamini oleh para pengusaha cold brew coffee. Tiap produk kopi seduh dingin yang mereka buat selalu menggunakan kopi dalam negeri sebagai bahan baku utamanya. Riska mengklaim, No Sleep Coffee merupakan satu-satunya produk cold brew yang memadukan beberapa jenis kopi. “Kalau produk lain hanya menggunakan satu jenis kopi, tapi kami mencampur tiga jenis kopi nusantara,” katanya.

Untuk varian long black coffee, jenis kopi yang digunakan ialah Arabica toraja, Arabica ijen, dan Arabica papua. Sementara itu, ice latte menggunakan biji kopi Arabica gayo, Arabica flores, dan Robusta temanggung. “Semua bahan baku No Sleep Coffee berasal dari dalam negeri, tak perlu impor,” cetus dia.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas