Istri Hatta Rajasa: Perempuan Indonesia Harus Siap Hadapi MEA 2015
dasar digelarnya pameran dan edukasi ini sebagai wujud perhatian Perempuan Indonesia dalam menyambut MEA 2015
Penulis: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istri dari mantan Menko Perekonomian, Hatta Rajasa yakni Okke Hatta Rajasa mengajak perempuan Indonesia untuk siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 atau pasar bebas di antara 10 negara ASEAN.
Melalui organisasi Dari Perempuan Untuk Bangsa (DPUB), perkumpulan yang bergerak dalam upaya menciptakan usahawan dan usahawati kreatif Okke Rajasa menyelenggarakan Pameran dan Edukasi Produk Ekonomi Kreatif yang digelar di Gedung Caraka Loka, Jalan Sisingamangaraja Nomor 73, Jakarta Selatan pada 13-15 Mei 2015.
Okke Hatta Rajasa yang merupakan Ketua Pelaksana acara, menjelaskan dasar digelarnya pameran dan edukasi ini sebagai wujud perhatian Perempuan Indonesia dalam menyambut MEA 2015.
"Dari Perempuan untuk Bangsa adalah perkumpulan perempuan yang menaruh perhatian serius kepada usaha kreatif di Indonesia untuk bersaing dalam MEA 2015. Dalam pameran ini kita tidak saja menghadirkan sejumlah usaha kreatif di bidang wastra, kriya dan boga namun juga menggelar klinik konsultasi bisnis dan pembekalan bagi usaha kreatif serta monitoring selama enam bulan," kata Okke dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/5/2015).
Okke menuturkan, dalam pameran tersebut juga turut diadakan klinik Konsultansi Bisnis yang meliputi: pengelolaan usaha, pemasaran, kemasan, pelabelan, pengelolaan keuangan dan solusi pembiayaan serta memberikan layanan monitoring perkembangan UKM selama enam bulan untuk umum secara cuma-cuma.
Menurutnya, Pameran dan Edukasi Produk Ekonomi Kreatif juga menghadirkan acara Fashion Show yang akan menambah semaraknya event.
"UKM di Indonesia, menurut data BPS tahun 2009 jumlahnya 52,76 juta unit atau sekitar 99,9 persen, dengan kontribusi pada PDB sebesar 56,92 persen dan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja sebesar 97,30 persen. Ini merupakan potensi besar UKM Indonesia untuk berperan ketika MEA diberlakukan," tutur Okke.
Sementara, Grace Fadli Zon, Ketua Hubungan Masyarakat DPUB, mengatakan, Dari Perempuan Untuk Bangsa, berkeinginan mengintegrasikan dan mensinergikan kerjasama antar stakeholders perekonomian di Indonesia.
Khususnya pihak yang menaruh perhatian di pengembangan UKM kreatif, mulai dari dunia usaha seperti BUMN, Perbankan, Pemerintah, Perguruan Tinggi, Asosiasi Usaha, Lembaga Pendamping Usaha dan pelaku Usaha itu sendiri.
Peran perempuan dalam perekonomian kata Grace jangan dipandang sebelah mata. Menurutnya, menarik apa yang menjadi temuan MasterCard baru-baru ini, pertumbuhan UKM yang dimiliki perempuan Indonesia ternyata berada di peringkat ketiga tertinggi di Asia Pasifik.
"Hal ini tentunya merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kaum perempuan, terutama di tengah upaya Pemerintah mendorong kewirausahaan sebagai salah satu sektor penggerak aktivitas ekonomi," ujar Grace.