Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perekonomian Global Masih Bergejolak, OJK Klaim Stabilitas Jasa Keuangan Indonesia Stabil

Mahendra Siregar menyatakan, sektor jasa keuangan Indonesia masih terjaga stabil ditengah dinamika perekonomian global dan domestik.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perekonomian Global Masih Bergejolak, OJK Klaim Stabilitas Jasa Keuangan Indonesia Stabil
screenshot
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan, sektor jasa keuangan Indonesia masih terjaga stabil ditengah dinamika perekonomian global dan domestik.

"Dari sisi domestik, kinerja perekonomian Indonesia terjaga stabil. Tingkat inflasi atau headline CPI menunjukkan 1,55 persen year on year dengan inflasi inti naik menjadi 2,26 persen. Surplus neraca perdagangan juga terus berlanjut dan PMI Manufaktur terus membaik," kata Mahendra dalam Konferensi Pers secara virtual, Selasa (7/1/2025).

Mahendra mengatakan, perkembangan terkini perekonomian global menunjukan pemulihan terbatas dengan rilis data secara mayoritas menunjukan negara-negara berada di bawah ekspektasi. Namun inflasi masih cukup resisten. 

Baca juga: Pemerintah Komitmen Perkuat Struktur Keuangan dan Pembangunan Ekonomi Daerah melalui BPD

Menurutnya, hal tersebut mendorong posisi dari bank-bank sentra global untuk lebih netral kedepan meski mayoritas bank sentral telah menurunkan suku bunga kebijakan dalam 2 bulan terakhir.

Di sisi lain, Mahendra bilang bahwa perkonomian dan data ketenagakerjaan Di Amerika Serikat tumbuh solid dengan inflasi yang masih cenderung sticky. 

"The Fed memangkas suku bunga acuan pada pertemuan FOMC Desember, namun di lain pihak memberikan sinyal high for longer dengan pemangkasan Fed Fund Rate atau FFR di 2025 yang hanya sebesar 50 basis point. Dari sebelumnya, pemangkasan 75 basis point dan juga ekspektasi pasar antara 75 sampai 100 basis point," jelas Mahendra.

Selain itu Mahendra menyebut, pasar juga terus mencermati kebijakan dari Presiden terpilih Trump yang turut mempengaruhi kenaikan volatilitas pasar keuangan. Misalnya di Tiongkok, pemulihan sisi supply mulai terlihat, kendati belum ada sinyal perbaikan di sisi demand. 

Berita Rekomendasi

"Data Consumer Price Index (CPI) terus menunjukkan disinflasi dan ekspor yang terkontraksi. Sementara di sisi lain, PMI Manufaktur tercatat di zona ekspansi," ungkapnya.

Adapun berdasarkan kondisi-kondisi tersebut, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan meminta lembaga jasa keuangan agar terus memonitor faktor-faktor risiko secara berkala, dalam rangka mengukur kemampuan LJK untuk menyerap potensi risiko yang terjadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas