Manulife Indonesia Catat Premi Bisnis Baru Sebesar Rp 3,2 Triliun
Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga dan ketidakstabilan nilai tukar mata uang turut berimbas ke bisnis industri asuransi
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manulife Indonesia sepanjang 2014, mencatat total premi bisnis baru sebesar Rp 3,2 triliun atau naik 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 2,8 triliun.
Total premi bisnis baru tersebut, terdiri dari penjualan produk investasi sebesar Rp 1,8 triliun atau naik 21 persen dari 2013 senilai Rp 1,5 triliun.
Sedangkan penjualan produk asuransi menjadi Rp 1,4 triliun atau naik 8 persen dari tahun sebelumnya Rp 1,2 triliun.
Chief Executive Officer and President Director Manulife Indonesia, Chris Bendl mengatakan, tahun kemarin kondisi Indonesia menghadapi penuh tantangan dengan adanya gangguan banjir yang terjadi pada kuartal pertama, dan masa transisi kepemimpinan baru yang mempengaruhi sentimen pasar sepanjang tahun.
Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga dan ketidakstabilan nilai tukar mata uang turut berimbas ke bisnis industri asuransi, karena terjadi daya beli masyarakat.
"Di tengah-tengah perlambatan ekonomi, kami tetap mencatat imbal hasil investasi yang sehat. Indikator keuangan lainnya juga mengalami pertumbuhan yang kuat dengan laba bersih konsolidasi setelah pajak sebesar Rp 1,4 triliun," tutur Chris di Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurut Chris, keberhasilan Manulife Indonesia dalam menghadapi tantangan kondisi ekonomi, dikarenakan adanya keberagaman model bisnis perseroan dan mampu melakukan menajemen biaya serta risiko dengan baik.
"Kami akan terus memanfaatkan berbagai peliang yang mengemuka akibat perubahan kondisi bisnis," ucap Chris.
Sementara itu, mengenai pembayaran klaim sepanjang tahun lalu. Manulife Indonesia, telah membayar klaim, nilai tunai penyerahan polis, anuitas dan manfaat lainnya sebesar Rp 5,7 triliun, atau meningkat 37 persen dari klaim yang dibayarkan pada 2013 sebesar Rp 4,2 triliun.