Data BPS untuk Pasokan Beras Diragukan Kebenarannya
Wakil Ketua Komite IV DPD RI, Ajiep Padindang, menilai data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk pasokan beras diragukan kebenarannya
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komite IV DPD RI, Ajiep Padindang, menilai data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk pasokan beras diragukan kebenarannya. Pasalnya jumlah lahan dengan produksi saat panen dinilai tidak sinkron.
"Kami kurang percaya data BPS. Itu angka perkalian antara jumlah lahan dan setiap kali panen," ujar Ajiep, Senin (25/5/2015).
Dari data BPS produksi beras pada Januari 2015 sebanyak 1,9 juta ton, Februari sebanyak 4 juta ton, Maret diperkirakan mencapai 7 juta ton, dan April dipercaya bisa menghasilkan 7 juta-8 juta ton beras.
Sedangkan untuk konsumsi beras di masyarakat per bulan hanya mencapai 2,5 juta ton sampai 2,6 juta ton dengan total 10,4 juta ton sampai April 2015.
"Ada perlu terobosan ulang dari surplus beras itu," ungkap Ajiep.
Sementara itu Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas memaparkan produksi beras 2013 mencapai 43 juta ton, dengan tingkat konsumsi 139 kilogram (kg) per kapita. Sehingga masih ada surplus beras sekitar 8,4 juta ton.
Namun Dwi mengaku heran dengan nilai surplus tersebut. Pasalnya rakyat saat ini banyak yang mengalami kekurangan beras di beberapa daerah. "Kenyataan yang ada tidak demikian. Kita masih mengalami krisis," kata Dwi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.