Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Merupakan Hal yang Biasa

Kontraksi pertumbuhan ekonomi adalah hal yang biasa. Sama seperti di Indonesia,

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi Merupakan Hal yang Biasa
HERUDIN
Direktur Utama PT Sido Muncul, Irwan Hidayat, saat acara Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana PT Sido Muncul, di Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013). PT Sido Muncul menawarkan 1,5 miliar saham baru atau 10 persen. Menurut Irwan Hidayat penggunaan dana dari penjualan saham untuk kegiatan operasi dan ekspansi perseroan sebesar 56 persen, modal kerja 42 persen untuk investasi dan sisanya 2 persen akan digunakan untuk pengembangan sistem teknologi dan komputerisasi. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA- Kontraksi pertumbuhan ekonomi adalah hal yang biasa. Sama seperti di Indonesia, kata Presiden Direktur PT Industri Jamu dan farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, kontraksi bisa terjadi lantaran faktor internal maupun eksternal. "Kontraksi adalah hal biasa," katanya pada Rabu (24/6/2015) di Kantor Harian Kompas, kawasan Palmerah Selatan, Jakarta.

Menurut Irwan Hidayat, kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo melalui pembangunan bidang infrastruktur memang membawa risiko kontraksi tersebut. Menurut Irwan, bentuk kontraksi itu bisa bermacam-macam. "Ada yang tidak senang. Ada yang terkejut karena belum terbiasa," katanya.

Catatan yang dihimpun Kompas.com menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan akhir 2015 bakal tak menyentuh target. Realisasi pertumbuhan ada di kisaran angka 4,7 persen ketimbang bidikan 5,2 persen. "Tapi, mesti diingat, kontraksi juga terjadi karena pengaruh eksternal," imbuh Irwan.

Kendati demikian, Irwan mengaku optimistis, pada bagian akhir nanti, kontraksi akan berbuah manis. Paling tidak, pertumbuhan ekonomi akan makin membaik. "Penerimaan pajak akan lebih tertata," tutur pria berkacamata itu.

Kedatangan Irwan Hidayat ke Kantor Harian Kompas untuk memberikan bantuan dana Rp 150 juta untuk penderita gizi buruk di Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada Dana Kemanusian Kompas.

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas