Efek Pelambatan Ekonomi, Satu Pabrik Tekstil di Cibitung Bangkrut
Akibat perlambatan ekonomi, salah satu pabrik tekstil di Cibitung berhenti beroperasi.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akibat perlambatan ekonomi, salah satu pabrik tekstil di Cibitung berhenti beroperasi. Perusahaan tersebut sejauh ini tidak merumahkan buruhnya, dan hanya merelokasikan mereka ke pabrik perusahaan yang lain di Tangerang.
"Ada pabrik di Cibitung yang berhenti. Untungnya perusahaan itu punya dua pabrik. Mereka pindahkan 1.500 buruhnya ke pabrik mereka yang lain di Tangerang. Jadi, dia punya dua pabrik, sekarang jadi satu saja yang jalan," ujar Executive Secretary Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian Ismy di sela-sela acara pameran Gelar Sepatu, Kulit, dan Fashion 2015, di Jakarta Convention Center, Rabu (1/7/2015).
Sayangnya, ia tidak mau membeberkan identitas perusahaan tersebut. Yang pasti, perusahaan itu berhenti beroperasi pada Juni. Ia juga mengatakan, perusahaan tersebut adalah perusahaan tekstil yang terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Ia menjelaskan, perusahaan tersebut berhenti berproduksi akibat melonjaknya beban produksi yang menggerus margin pendapatan perusahaan. "Semua naik, upah naik, listrik naik, logistik, semua naik," ujar Ernovian.
Tak hanya itu, perlambatan ekonomi membuat permintaan dalam negeri menyusut. Di sisi lain, impor produk tekstil terus meningkat. "Pakaian bekas ilegal juga banyak ke sini," ujar Ernovian. (Benediktus Krisna Yogatama)