Freeport Akan Gelontor Rp 239 Triliun di Papua
Komitmen investasi tersebut, kata Sudirman, langsung dinyatakan oleh Chief Executif Officer Freeport McMoran, Jim Bob Moffet
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Di tengah upaya renegoisasi kontrak karya pertambangan yang saat ini dilakukan antara pemerintah dengan PT Freeport, perusahaan pertambangan asal Amerika tersebut membuat komitmen baru. Mereka berkomitmen untuk kembali menanamkan investasi di Papua.
Sudirman Said, Menteri ESDM mengatakan, Freeport ingin menanamkan investasi sebesar 18 miliar dolar AS atau Rp 239 triliun, kurs Rp 13.300 per dollar ASdi Papua. Rencananya, investasi tersebut akan diarahkan untuk berbagai peruntukkan.
Pertama, sebesar 2,5 miliar dolar AS untuk pembangunan smelter. Kedua, sebesar 16 miliar dolar AS lainnya untuk pertambangan bawah tanah di Papua.
Komitmen investasi tersebut, kata Sudirman, langsung dinyatakan oleh Chief Executif Officer Freeport McMoran, Jim Bob Moffet dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Syamsoedin saat menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kamis (2/7/2015).
"Kalau lancar, ini akan di-launching September dan pertambangan bawah tanah akan menjadi yang terbesar di dunia dan menjadi sejarah," kata Sudirman di komplek Istana Negara Kamis (2/7/2015).
Sudirman mengatakan, selain menyatakan komitmen investasi tersebut, Freeport juga menyatakan komitmen mereka untuk menghargai kedaulatan Indonesia. "Mereka menyatakan, apapun aturan yang dibuat Indonesia, mereka akan patuhi," katanya.
Sekadar informasi, Freeport kepada KONTAN kemarin memastikan lokasi pabrik pengolahan dan pemurnian (Freeport) akan dibangun di lahan milik PT Petrokimia Gresik. Investasi smelter ini akan menghabiskan dana 2,3 miliar dolar AS. (Agus Triyono)