Survei Visa : Orang Kaya Indonesia Rela Kerja Saat Libur Akhir Pekan
Orang kaya atau affluent Indonesia bekerja lebih keras untuk kepentingan keluarga.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dibandingkan negara-negara Asia Pasifik lainnya, orang kaya atau affluent Indonesia bekerja lebih keras untuk kepentingan keluarga.
Visa Affluent Study 2015, yang dilakukan di delapan negara di wilayah Asia Pasifik menemukan, affluent Indonesia lebih mementingkan pekerjaan di atas kesenangan pribadi.
Affluent Indonesia menempati urutan kedua setelah India dalam bekerja di waktu libur akhir pekan.
Hampir tiga perempat dari kelompok ini setidaknya bekerja paling sedikit satu kali di waktu libur akhir pekan dalam sebulan terakhir. Sementara sisanya bekerja lebih dari tiga akhir pekan dalam sebulan terakhir.
Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia mengatakan, affluent Indonesia mengutamakan kesehatan, kemapanan keuangan dan keluarga.
"Meskipun terkadang sulit menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, para affluent Indonesia menganggap liburan keluarga sebagai pengeluaran diskresioner terpenting,” katanya di Jakarta, Sabtu (4/7/2015).
Fakta lain yang terungkap mereka menyediakan pendidikan terbaik dan memberikan warisan untuk anak-anak juga dianggap sebagai hal yang utama bagi kelompok ini.
Temuan ini semakin memperkuat kesimpulan bahwa sekalipun bekerja keras, kelompok affluent Indonesia masih menaruh prioritas utama bagi keluarga dalam kehidupan mereka.
Meskipun kelompok ini sangat termotivasi untuk mencapai tujuan finansial mereka, liburan keluarga (93 persen) menempati posisi teratas diikuti oleh donasi sosial (91 persen) dalam kategori pengeluaran diskresioner.
Studi ini juga menemukan bahwa affluent di Indonesia sangat mementingkan edukasi dan meninggalkan warisan untuk anak-anak mereka.
Tujuh dari sepuluh affluent Indonesia percaya bahwa memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka sangatlah penting dimana sebanyak 80 persen memilih pendidikan di dalam negerri agar anak-anak tetap berada dekat dengan keluarga.
Affluent Indonesia cenderung meninggalkan warisan untuk anak-anak mereka. Sebanyak 90 persen (tertinggi diantara negara-negara lain) mengatakan mereka akan meninggalkan warisan untuk anak-anak mereka.
Barang-barang seperti perhiasan, properti dan mobil merupakan barang-barang yang paling sering diwariskan.
Berdasarkan studi ini, affluent Indonesia adalah mereka yang rata-rata berada di usia akhir 30-an dengan pendapatan rata-rata IDR 350 juta per tahun 90 persen affluent Indonesia telah menikah.
Affluent Indonesia merupakan yang paling optimis akan keadaan ekonomi di masa datang.
Sebanyak 75 persen meyakini pendapatan rumah tangga dan pribadi akan meningkat dan 2/3 meyakini akan meningkatkan pengeluaran diskresioner mereka dalam setahun ke depan. (Eko Sutriyanto)