Kemarau Panjang, Menteri Basuki Minta Petani Hemat Air
“Kita juga melakukan pemantauan secara intensif terhadap ketersediaan air di waduk,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menyatakan telah mengambil sejumlah langkah sebagai antisipasi menghadapi kekeringan. Mengingat saat ini terjadi musim panas yang berkepanjangan.
“Kita juga melakukan pemantauan secara intensif terhadap ketersediaan air di waduk,” ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Minggu (2/8/2015).
Langkah antisipasi lain, kata Basuki, Kementerian PUPR melakukan penyuluhan kepada petani air. “Kita menjelaskan bagaimana memanfaatkan air secara efesien dan efektif melalui Gerakan Hemat Air dan meningkatkan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan hidup,” jelas Basuki.
Selain langkah antisipasi, Kementerian PUPR juga membuat langkah yang sifatnya jangka pendek. Yakni, penangggulangan kekeringan, dengan cara menyediakan pompa air, suplai air bersih melalui mobil tanki dan hidran umum di daerah krisis air, juga membuat sumur-sumur dalam yang dilengkapi dengan pompa.
“Itu langkah jangka pendek. Untuk jangka menengah PUPR melakukan percepatan pembangunan 13 bendungan yang tersebar di 10 propinsi di tahun 2015 ini,” kata Basuki.
Dari pemantauan Kementerian PUPR, sejak Mei 2015 sejumlah wilayah mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari. Wilayah tersebut adalah Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung, Bali, NTB, dan NTT.
Dalam catatan BNPB, kekeringan telah melanda 12 provinsi, 77 kabupaten atau kota dan 526 kecamatan. Hingga Juli 2015, sekitar 111.000 hektar sawah mengalami kekeringan. Sebanyak 222.847 hektar sawah irigasi berpotensi kekeringan dan akan kehilangan panen lebih dari 1 juta ton.