Selamatkan Rupiah, Bank Indonesia Diminta Turunkan BI Rate
BI diminta untuk segera menurunkan suku bunga acuan perbankan (BI Rate) untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diminta untuk segera menurunkan suku bunga acuan perbankan (BI Rate) untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Analis LBP Enterprise Lucky Bayu Purnomo mengatakan, BI Rate saat ini berada di level 7,5 persen dan ketika dolar AS menguat maka diperlukan langkah menurunkan suku bunga agar perekonomian dalam negeri bertumbuh dan dapat mendorong investasi masuk.
"Idealnya sekarang itu 7 persen dan diperkirakan rupiah bisa ke level Rp 13.900 per dolar AS," ujar Lucky di Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Ketika suku bunga diturunkan kemungkinan rupiah akan melemah sementara, namun ke depan dapat menguat seiring mulai tumbuhnya daya beli masyarakat dan derasnya arus investasi masuk ke Indonesia.
"Suku bunga turun, kredit perbankan akan meningkat, masyarakat bisa mencicil rumah, tanah, dan lain-lainnya. Investor juga akan masuk ke Indonesia, karena murah barang-barangnya nanti," tutur Lucky.
Lucky melihat, tren pelemahan rupiah masih akan terus berlangsung seiring dengan kabar akan dinaikkannya suku bunga The Fed yang saat ini di level 0,25 persen.
"The Fed naikkan suku bunga, maka rupiah bisa Rp 15.000 per dolar AS dalam waktu dua atau tiga bulan ke depan. Jadi BI tidak perlu menunggu rupiah di level Rp 15.000 baru menurunkan BI rate, itu percuma," papar Lucky.
Saat ini kurs tengah Bak Indonesia, rupiah menguat 16 poin menjadi Rp 14.306 dari posisi kemarin Rp 14.322 per dolar AS. Sementara data Bloomberg pada siang ini, rupiah berada di level Rp 14.335 per dolar AS.