Medco E&P Indonesia Berhasil Optimalisasi Produksi
Optimalisasi dan efisiensi biaya tersebut dilakukan dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah melemahnya harga minyak, PT Medco E&P (Medco E&P) melakukan beberapa upaya terus-menerus untuk efisiensi biaya dalam kegiatan operasi.
Upaya tersebut berhasil membuat Medco E&P berhasil mempertahankan kinerja produksi Migasnya.
Kehandalan kinerja operasi Medco E&P mendapat apresiasi dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Atas keberhasilan tersebut, SKK Migas memberikan penghargaan kepada Medco E&P sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan Kinerja Operasi Produksi Terbaik untuk Kategori B, yakni KKKS dengan produksi 10.000 - 50.000 BOEPD.
Deputi Pengendali Operasi SKK Migas, Muliawan menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Medco E&P yang diwakili oleh Deputy General Manager Indonesia West Asset MedcoEnergi, Herman Fauzi.
Penghargaan tersebut diterima karena Perusahaan dinilai berhasil melakukan optimalisasi produksi melalui berbagai program kerja yang telah diterapkan di Blok Rimau, South Sumatra dan Lematang (Indonesia West Asset).
“Kami berhasil menahan laju penurunan produksi Migas dari rata-rata 21 persen tahun 2014 menjadi hanya 15 persen sampai bulan September 2015,” ujar Deputy GM Indonesia West Asset, Herman Fauzi, Minggu (27/9/2015).
Selain itu, jelas Herman, Medco E&P juga berhasil melakukan pengetatan anggaran, baik OPEX (operational expenditure) maupun CAPEX (capital expenditure), dalam kondisi harga minyak akhir-akhir ini.
"Kami membatalkan aktivitas pendukung yang tidak berdampak langsung kepada produksi, mengoptimalkan jam kerja dan memaksimalkan penggunaan teknologi,” papar Herman.
Sementara itu, Direktur Utama Medco E&P, Frila Berlini Yaman menegaskan bahwa optimalisasi dan efisiensi biaya tersebut dilakukan dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
“Implementasi program optimalisasi dan efisiensi biaya tetap mempertimbangkan upaya pencapaian target produksi, keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap regulasi,” tegas Frila