Kementerian Pariwisata Incar Turis Jepang Ikut Wisata Selam
Garis pantai Indonesia yang hampir 100.000 kilometer merupakan salah satu terpanjang di dunia
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata terus aktif mempromosikan wisata selam Indonesia. Pekan depan, tepatnya pada 8 - 9Oktober 2015 akan menggelar Sales Mission Diving di Tokyo, Jepang. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari yang dilaksanakan sebelumnya di Beijing, Tiongkok pada 9 September lalu.
Garis pantai Indonesia yang hampir 100.000 kilometer merupakan salah satu terpanjang di dunia. Ditambah daya tarik wisata diving Indonesia yang tidak ada habisnya, diyakini wisata bahari dapat menyumbang devisa 4 kali lipat dari jumlah saat ini.
Kegiatan misi penjualan ini merupakan salah satu strategi utama pemasaran pariwisata Indonesia: Branding, Advertising, dan Selling (BAS) yang dicanangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya.“Kegiatan selling semacam ini merupakan salah satu cara Kemenpar merealisasikan target 529.000 kunjungan wisatawan Negeri Sakura," ujar Arief, Minggu (4/10/2015).
Arief memaparkan target wisatawan didukung fasilitas bebas visa kunjungan bagi wisman Jepang yang diatur dalam PeraturanPresiden No.69 tahun 2015. Kementerian Pariwisata pun menargetkan 10 juta kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2015.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu menambahkan Indonesia memiliki potensi wisata selam yang besar. Titik selam tersebar mulai dari Pulau Weh di ujung barat hingga Raja Ampat di ujung timur. Di antara keduanya, ada juga Kepulauan Banda, Bunaken, Wakatobi, Selat Lembeh, Pulau Alor, Togean, Gili Air, Pulau Komodo, dan Teluk Cendrawasih yang menawarkan keindahan bawah laut.
“Indonesia memiliki diving spot yang merupakan surga bagi para divers. Bahkan dunia mengakui Indonesia memiliki beberapa diving spot terbaik dunia, antara lain Raja Ampat, Pulau Komodo, Derawan, Togean, Wakatobi, Gili Air, dan Bunaken,” kata Vinsensius Jemadu.
Menurut Vinsensius, Kebijakan BVK ini akan membuka lebih banyak peluang untuk mendulang devisa serta menaikkan pendapatan langsung masyarakat dari pariwisata. Hal yang menarik adalah wisata bahari menyumbangkan 35 persen dari total aktivitas wisata di Indonesia.
"Menurut catatan, sebanyak 35 persen wisatawan Jepang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pantai," kata Vinsensius.