Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengamat: Harga BBM Seharusnya Turun dari Dulu

Fahmi mengkritik dalih Pertamina bahwa yang enggan menurunkan harga demi menutupi kerugian di masa lalu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengamat: Harga BBM Seharusnya Turun dari Dulu
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Petugas tengah mengisikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2015). Rencananya pemerintah akan menurunkan harga BBM bersubsidi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  PT Pertamina sedang melakukan penghitungan jumlah besaran penurunan harga premium sesuai instruksi pemerintah.

Namun, Fahmi Radhi pengamat migas dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menilai turunnya harga premium bukanlah masalah utama Pertamina, melainkan pengelolaan yang masih tidak efisien.

Fahmi meyakini, jika manajemen Pertamina bisa efisien, penurunan harga BBM seharusnya sudah berlangsung sejak PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dibubarkan.

Pasalnya, setelah Petral bubar, Pertamina bisa membeli minyak dan BBM secara langsung di pasar dunia.

Dengan demikian, rantai perdagangan menjadi lebih pendek.

"Setelah Petral bubar, harga minyak seharusnya bisa turun," tandas Fahmi, Jumat (2/10/2015)..

Fahmi mengkritik dalih Pertamina bahwa yang enggan menurunkan harga demi menutupi kerugian di masa lalu.

Berita Rekomendasi

“Ini tidak fair, karena kesalahan manajemen pengelolaan Pertamina ditimpakan kepada rakyat selaku konsumen BBM,” ujar Fahmi.

Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas ini menghitung, penurunan harga premium yang masuk akal saat ini di kisaran Rp 500,00 sampai Rp 1.000,00 perliter dari harga saat ini Rp 7.400,00 per liter.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas