Kembali Menguat, Rupiah dan Ringgit Pimpin Penguatan di Asia
Rupiah lagi-lagi terpantau perkasa terhadap dollar AS, diikuti penguatan ringgit Malaysia
Penulis: Ruth Vania C
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Rupiah lagi-lagi terpantau perkasa terhadap dollar AS, diikuti penguatan ringgit Malaysia. Bahkan, kedua mata uang itu dikatakan memimpin penguatan mata uang Asia pada Rabu (7/10/2015) ini.
Pada sesi penutupan perdagangan Asia, kedua mata uang yang dikatakan TODAYonline memiliki performa terburuk se-Asia itu menguat tajam.
Nilai tukar rupiah naik tujuh persen dalam dua hari terakhir menjadi Rp 13.700 per dollar AS. Sedangkan, ringgit Malaysia naik lima persen menjadi 4,16 ringgit per dollar AS.
"Rupiah dan ringgit melambung paling tajam karena kedua mata uang itu lebih oversold ketimbang mata uang lain di wilayah itu," kata seorang pengamat mata uang Credit Suisse Private Bank and Wealth Management Singapura, Heng Koon How.
Menurutnya, ada dua alasan yang memicu pemulihan mata uang Asia, yaitu harga minyak yang melambung dan ekspektasi kenaikan suku bunga dari The Fed yang semakin memudar.
Menguatnya kedua mata uang tersebut sangat bertolakbelakang dengan keadaan saat krisis finansial Asia mewabah, di mana nilai tukar keduanya terhadap dollar AS jauh terkubur.
Selama ini disebutkan rupiah melemah akibat kekhawatiran investor asing akan spekulasi kenaikan suku bunga dari The Fed. Pasalnya, jika kenaikan terjadi, para investor asing akan langsung menarik uangnya. (TODAYonline)