Pemerintah Diharap Gandeng Pengusaha Lokal Garap Proyek Listrik 35 Ribu MW
Andhika Anindyaguna, berharap pemerintah menggandeng pengusaha nasional untuk menyelesaikan mega proyek 35 ribu Mega Watt (MW).
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bidang Energi, Andhika Anindyaguna, berharap pemerintah menggandeng pengusaha nasional untuk menyelesaikan mega proyek 35 ribu Mega Watt (MW).
Karena selain bisa memberikan peluang, program itu bisa pula membuka lapangan kerja untuk ribuan orang.
"Hipmi mengharapkan program ini diberikan banyak peluang untuk pengusaha nasional khususnya pengusaha muda untuk mengunakan komponen dalam negeri dan kami harapkan tenaga kerjanya juga berasal dari Indonesia. Karena kami melihat penyerapannya untuk tenaga kerja proyek ini sekitar 600 ribu orang," kata Andhika dalam keterangannya, Rabu (7/10/2015).
Presiden Direktur Sugih Energy itu lebih jauh mengklaim pihaknya telah menyelengarakan forum diskusi bertajuk "35.000 MW UNTUK SIAPA, Membedah Kebijakan dan Bisnis Ketenagalistrikan di Indonesia" di HIPMI Center, Menara Bidakara, Jakarta, pada Senin kemarin. Hal Itu dilakukan untuk mengkaji pemerintahan Jokowi-JK satu tahun di bidang ESDM.
"Kami buat forum itu karena perjalanan pemerintah ini sudah berjalan selama setahun, dan kami ingin melihat kinerja pemerintah terkait 35 MW," ucapnya.
Namun dia menyatakan banyak pihak yang meragukan target 35 ribu MW dapat diselesaikan dalam jangka lima tahun. Pasalnya jika dilihat perekonomian saat ini sangat sulit dicapai.
"Sebenarnya ada yang mengatakan harus di review ulang kemungkinan harus diturunkan targetnya, karena kalau melihat pertumbuhan ekonomi yang tidak memungkinkan, nah ini yang kami ingin kaji lebih dalam," katanya.
Pada dikusi yang dihadiri sekitar 150 peserta itu juga, pemerintah diharapkan bersikap realistisis dalam merealisasikan proyek ambisius listrik 35.000 MW. Bahkan dalam diskusi bertajuk "Membedah Kebijakan dan Bisnis Ketenagalistrikan di Indonesia" itu sejumlah narasumber mempertanyak kesiapan pemerintah dalam proyek pemenuhan rasio eletrikfikasi tersebut.
"Kebutuhan listrik, atau industri dulu? Ini harus dipetakan pemerintah secara komprehensif, semuanya tak terlepas kondisi negara, kalau iklim ekonominya bagus, itu tentunya keberanian investor membangun market dulu bisa terjadi," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Yudha.
Satya menambahkan proyek 35.000 MW harus juga disesuaikan dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah, diketahui dalam RAPBN 2016 pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 5,5 persen padahal dalam usulan proyek pembangunan listrik 35.000 MW saat itu pemerintah targetnya sebesar 5,7 persen.
Selain Andhika Anindyaguna , Satya Yudha, Diskusi Energi HIPMI menghadirkan Iwa Garniwa (Kepala Pusat Kajian Energi Universitas Indonesia), Sekjen Asosasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) Eka Wahyu Kasih.