Kemenhub Bakal Genjot Penyediaan Tenaga ATC
Yuli Sudoso, mengatakan pihaknya akan menggenjot lulusan dengan sistem nondiploma
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di tanah air, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya secara maksimal menyediakan sumber daya manusia (SDM) pemandu lalulintas udara atau yang dikenal dengan Air Traffic Controller (ATC).
Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara Kemenhub, Yuli Sudoso, mengatakan pihaknya akan menggenjot lulusan dengan sistem nondiploma, yakni mengikuti pendidikan hanya sembilan bulan.
“Kalau diploma harus minimal dua tahun, sedangkan nondiploma sembilan bulan sudah bisa. Walaupun demikian syarat utama kemampuan bahasa Inggris yakni harus dipenuhi, yakni skor TOEFL minimal 450,” kata Yulo di sela seminar nasional pendidikan penerbangan, Senin (19/10/2015).
Ia menambahkan, nantinya Kemenhub akan menyediakan 400 calon tenaga ATC yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan nondiploma tersebut di empat instansi, yakni Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan, Makassar, Surabaya dan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug, Tangerang.
"sebanyak 400 orang ini yang akan didanai oleh APBNP 2015, nanti juga kan nambah lagi karena kita harus menambah orang lagi untuk 42 bandara di Papua," katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Pengembangan SDM Kemenhub Wahju Satrio Utomo mengatakan berdasarkan data Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia), kebutuhan SDM sampai dengan 2018 yakni 4.350 orang, sementara saat ini hanya 2.889 orang, artinya kekurangan saat ini 1.461 orang.
"Karena ini kami juga akan memperpendek waktu pendidikan ATC maupun pilot. Pasalnya, dia menjelaskan untuk mencetak satu orang penerbang dengan sertifikat lisensi pilot (CPL) dibutuhkan waktu sekitar 22 bulan," katanya.
Untuk itu, Wahju mengatakan akan menambah jumlah ruang udara untuk berlatih di area penerbangan di Palembang, Lampung, Cilacap dan Semarang.