Pengamat: Kebijakan OJK Dorong Pertumbuhan Ekonomi
rupiah yang akhir-akhir ini menguat dikarenakan dampak dari kemungkinan tidak naiknya suku bunga di Amerika Serikat
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur Center for Banking Crisis, Achmad Deni Daruri, menilai rupiah yang akhir-akhir ini menguat dikarenakan dampak dari kemungkinan tidak naiknya suku bunga di Amerika Serikat hingga akhir tahun ini.
Namun menurutnya, faktor di dalam negeri juga berkontribusi terhadap penguatan rupiah yakni salah satunya pengaruh positif dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"OJK merilis enam kebijakan mengiringi paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid III, yang intinya bertujuan memperkuat basis cadangan devisa Indonesia yang saat ini terus menurun," kata Deni, Senin (19/10/2015).
Enam kebijakan itu, kata Deni adalah relaksasi bisnis penitipan dan pengelolaan valuta asing. Dia menilai kebijakan ini akan meningkatkan pasokan valas ke dalam negeri sehingga bisa memperkuat mata uang rupiah.
Kedua, skema asuransi pertanian. Kebijakan ini sangat membantu petani memperoduksi hasil pertanian secara optimal dengan demikan akan mendorong ekspor pertanian meningkat.
Ketiga, revitalisasi dan perluasan kelembagaan industri modal ventura dalam rangka meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha pemula (startup) dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Kebijakan ini meningkatkan potensi ekspor Indonesia termasuk mengurangi impor di masa depan karena sektor-sektor ini memiliki keunggulan komparatif," tuturnya.
Keempat, lanjut Deni adalah membentuk konsorsium pembiayaan industri berorientasi ekspor dan ekonomi kreatif serta UKM dan koperasi. Kelima, pemberdayaan lembaga pembiayaan ekspor. Dan, keenam, implementasi one project konsep dalam penetapan kualitas kredit.
"Saya mengapresiasi kebijakan OJK tersebut. Saya menilai enam kebijakan itu merupakan terobosan penting yang telah dilakukan OJK untuk menghadapi krisis ekonomi dunia akibat stagnasi sekuler. Tanpa kebijakan baru ini perekonomian Indonesia akan terancam masuk ke dalam perangkap likuiditas global," tandasnya.